Seorang tamu yang menginap di Hotel Santika Gubeng, Surabaya, mengalami kejadian tidak menyenangkan. Wuluh Agung Wonoasmoro (47), kehilangan dua jam tangan di kamar 1011 pada 29 Desember 2024. Kejadian ini memicu polemik setelah Wuluh meminta pihak hotel untuk memeriksa rekaman CCTV guna mengungkap siapa yang memasuki kamarnya.
Dalam rekaman CCTV, terlihat dua pegawai hotel memasuki kamar tersebut. Namun, pihak manajemen hotel membantah adanya pencurian oleh pegawai yang terekam. Barang yang hilang, yaitu jam tangan dan paper bag, ditemukan di tong sampah dengan invoice pembelian yang masih menempel.
Tidak puas dengan penjelasan pihak hotel, Wuluh, melalui kuasa hukumnya, Tekda Beko Bagarri, melayangkan tuntutan kepada manajemen Hotel Santika Gubeng. Tim kuasa hukum menilai hotel tersebut tidak profesional dan telah lalai dalam menjaga keamanan barang milik tamu, sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan.
“Dalam somasi yang kami ajukan, kami merujuk pada beberapa aturan hukum yang mengatur kewajiban pengelola penginapan untuk menjaga barang milik tamu,” tegas Tekda.
Wuluh menuntut Hotel Santika Gubeng untuk bertanggung jawab atas kerugian materiil dan immateriil yang dialami kliennya. Kuasa hukum memberikan waktu tujuh hari kepada pihak hotel untuk memenuhi kewajiban membayar ganti rugi. Jika tidak ada itikad baik, mereka akan membawa kasus ini ke jalur hukum.
Hingga berita ini diturunkan, pihak Hotel Santika Gubeng belum memberikan tanggapan resmi terkait insiden ini. Pihak hotel yang dihubungi melalui sambungan telepon belum merespons permintaan klarifikasi.
Kasus ini menyoroti pentingnya pengelolaan keamanan barang tamu di hotel, serta respons yang cepat dan profesional dalam menangani keluhan pelanggan.
