Satryo Soemantri Brodjonegoro saat ini menjabat sebagai Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendikti Saintek) dalam Kabinet Merah Putih pimpinan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Belakangan, nama Satryo menjadi perbincangan hangat di media sosial, khususnya di platform X (sebelumnya dikenal sebagai Twitter).
Protes terhadap Satryo muncul setelah puluhan pegawai Kemendikti Saintek mengadakan aksi unjuk rasa di depan kantor kementerian, Jalan Pintu Senayan, Jakarta, pada Senin (20/1/2025). Informasi mengenai aksi ini diketahui dari sejumlah unggahan di platform X, salah satunya dari Iman Zanatul Haeri, Kepala Bidang Advokasi Guru P2G, melalui akun @zanatul_91.
Salah satu spanduk dalam aksi itu bertuliskan: “Pak Presiden, selamatkan kami dari menteri pemarah, suka main tampar, dan main pecat.” Aksi tersebut menyuarakan keluhan terkait dugaan arogansi Satryo dan keluarganya, yang dinilai kerap mencampuri urusan internal kementerian.
Profil Satryo Soemantri Brodjonegoro
Satryo Soemantri Brodjonegoro merupakan ilmuwan terkemuka yang ditunjuk sebagai Mendikti Saintek pada Oktober 2024. Lahir di Delft, Belanda, pada 5 Januari 1956, Satryo adalah anak dari Soemantri Brodjonegoro, yang pernah menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia pada tahun 1973.
Sebagai akademisi, Satryo meraih gelar Ph.D. di bidang teknik mesin dari University of California, Berkeley, pada tahun 1985. Ia memiliki lebih dari 99 publikasi ilmiah dan pernah menjadi Ketua Jurusan Teknik Mesin ITB pada tahun 1992. Selain itu, ia menjabat sebagai Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (1999-2007), di mana ia membawa pembaruan signifikan dalam sistem pendidikan tinggi Indonesia.
Satryo juga pernah dianugerahi The Order of the Rising Sun, Gold Rays with Neck Ribbon oleh pemerintah Jepang atas jasanya dalam mempererat kerja sama pendidikan antara Indonesia dan Jepang. Namun, langkahnya sebagai menteri kini menuai kritik tajam dari bawahannya di Kemendikti Saintek.