SURABAYA – Dalam upaya mempercepat penurunan angka stunting di Jawa Timur, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Jawa Timur menggelar pertemuan Program Partnership to Accelerate Stunting Reduction in Indonesia (PASTI) bersama lintas sektor, Senin (23/12/2023). Acara berlangsung di Ruang Libi 1, Kantor Perwakilan BKKBN Jawa Timur, Surabaya.
Ketua Tim Kerja KIE dan Kehumasan BKKBN Jatim, Taufik Daryanto, menjelaskan bahwa Program PASTI merupakan kemitraan strategis yang melibatkan berbagai pihak. Di antaranya USAID, Tanoto Foundation, PT Amman Mineral Nusa Tenggara, PT Bank Central Asia Tbk (BCA), dan Yayasan Bakti Barito.
“Acara ini diikuti perwakilan Bappeda Provinsi Jawa Timur, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, DP3AK Provinsi Jawa Timur, Dinas Kominfo Provinsi Jawa Timur, Program PASTI Jawa Timur, dan Satgas Stunting Provinsi Jawa Timur,” ujar Taufik.
Baca juga: Angka Kasus Stunting di Kota Malang Turun 0.7%, Ini Alasan Stunting Harus Segera Dibasmi
Apa Itu Program PASTI?
Program PASTI telah mengimplementasikan sejumlah kegiatan untuk mendukung pengumpulan data sekunder Outcome Monitoring 2024 di Jawa Timur. Data ini di gunakan untuk mengukur capaian program di wilayah pendampingan, yakni Kabupaten Malang, Ngawi, dan Lamongan.
Riyan, MEL Officer PASTI Provinsi Jawa Timur, memaparkan hasil intervensi yang telah di lakukan. Berlokasi di Kabupaten Malang (Kecamatan Bululawang dan Pakis) serta Kabupaten Ngawi (Kecamatan Bringin dan Ngawi). Pendekatan yang di terapkan dalam Program PASTI meliputi:
- Pos Gizi dASHAT: Intervensi gizi terpadu berbasis konteks lokal.
- Generasi Berencana (GenRe): Edukasi untuk meningkatkan kesadaran remaja dan calon pengantin terkait pencegahan stunting.
- TPPS: Penguatan kelembagaan antar pemangku kepentingan.
Pertemuan ini di hadiri oleh perwakilan dari Bappeda Provinsi Jawa Timur, Dinas Kesehatan, DP3AK, Dinas Kominfo. Serta Satgas Stunting Provinsi Jawa Timur, dan juga pihak-pihak lain yang terlibat dalam Program PASTI.
Setelah pemaparan laporan implementasi, diskusi panel di gelar untuk membahas tantangan yang di hadapi, seperti keterbatasan sumber daya dan koordinasi antar instansi. Di harapkan, dengan sinergi lintas sektor yang lebih kuat, target pengurangan angka stunting dapat tercapai pada 2024.
Baca juga: Monev BBPOM Surabaya, Pererat Sinergi Lintas Sektor untuk Pengawasan Obat dan Makanan