Breaking News
BERITA  

Indonesia Kembali ke Panggung ASEAN? Kritikan Lina Soal Pidato Menlu Sugiono!

Lina menilai pidato Menlu Sugiono kurang menekankan peran Indonesia di ASEAN, pentingnya kepemimpinan Indonesia di kawasan.

Jakarta, 13 Januari 2025 – Dalam Pernyataan Pers Tahunan Menteri Luar Negeri (PPTM) 2025 yang disampaikan pada Jumat lalu, Lina, seorang analis dari Center for Strategic and International Studies (CSIS), menyoroti pidato Menlu Sugiono yang dianggap kurang menekankan peran Indonesia di ASEAN. Lina menyatakan bahwa pembahasan mengenai ASEAN hanya disinggung di akhir pidato, tanpa penegasan yang kuat tentang kepemimpinan Indonesia di kawasan tersebut.

“Yang paling saya sayangkan adalah tidak ada statement bahwa Indonesia ingin kembali menunjukkan leadership di ASEAN,” ungkap Lina dalam konferensi pers yang disiarkan melalui akun YouTube CSIS pada Senin, 13 Januari 2025. Ia menekankan bahwa penegasan mengenai kepemimpinan Indonesia di ASEAN sangat penting dan seharusnya menjadi fokus utama dalam pidato tersebut.

Pentingnya Kepemimpinan Indonesia di ASEAN
Lina berharap agar Indonesia serius dalam mengembalikan keutuhan, relevansi, dan kredibilitas ASEAN, terutama di tengah dinamika geopolitik yang terus berubah. “Kepemimpinan Indonesia di ASEAN bukan hanya soal posisi, tetapi juga tentang bagaimana kita dapat berkontribusi dalam menyelesaikan masalah-masalah regional,” tambahnya. Ia menekankan bahwa peran aktif Indonesia di ASEAN sangat diperlukan untuk menjaga stabilitas dan kerjasama di kawasan.

Baca Juga  Khabib Nurmagomedov Dikeluarkan dari Pesawat, Frontier Airlines Buka Suara!

Peneliti CSIS lainnya, Andrew Mantong, juga memberikan pandangannya mengenai posisi Indonesia di ASEAN. Menurut Andrew, Indonesia memiliki rekam jejak yang impresif dalam organisasi tersebut dan telah menggagas banyak ide yang konstruktif. “Indonesia telah menjadi motor penggerak dalam banyak inisiatif di ASEAN, dan kita tidak boleh melupakan peran penting ini,” ujarnya. Ia mengingatkan pemerintah agar tidak mengabaikan ASEAN setelah bergabung dengan BRICS. “Jangan sampai karena ingin melakukan inovasi dalam kebijakan luar negeri, ASEAN-nya ditinggalkan dan hanya melakukan bisnis seperti biasa. Padahal, tantangannya banyak di kawasan sendiri,” tuturnya.

Pernyataan Menlu Sugiono
Sebelumnya, Menlu Sugiono menegaskan bahwa Indonesia akan tetap mengedepankan kesatuan dan sentralitas ASEAN, sesuai dengan arahan Presiden Prabowo Subianto. “Presiden Prabowo telah menegaskan bahwa Indonesia ingin menjadi tetangga yang baik. Tentu saja, sebagai tetangga, hal ini bermula dari kawasan ASEAN,” kata Sugiono saat menyampaikan pidato dalam PPTM 2025 di kantor Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Jakarta Pusat.

Sugiono juga menyampaikan bahwa setelah terpilih menjadi presiden, negara-negara anggota ASEAN menjadi target kunjungan Prabowo, yang menunjukkan pentingnya ASEAN bagi Indonesia. “Hal ini menunjukkan pentingnya ASEAN bagi Indonesia,” ujarnya. Menlu Sugiono menekankan bahwa sentralitas ASEAN ditunjukkan dengan penghormatan negara-negara terhadap norma-norma ASEAN, termasuk Perjanjian Persahabatan dan Kerja Sama di Asia Tenggara (TAC). “Untuk itu, Indonesia akan terus mendorong dukungan dan penghormatan terhadap TAC yang semakin luas,” tuturnya.

Baca Juga  AI DRIVEN SUCCESS FOR UMKM 2025! Transformasi Digital UMKM Bersama TDA Malang

Upaya Penyelesaian Krisis di Myanmar
Lebih lanjut, Sugiono menyatakan bahwa Indonesia akan berupaya aktif membantu penyelesaian krisis politik dan kemanusiaan di Myanmar. “Krisis di Myanmar adalah tantangan besar bagi ASEAN, dan Indonesia berkomitmen untuk berperan aktif dalam mencari solusi yang damai dan berkelanjutan,” ujarnya. Ia menegaskan bahwa peran Indonesia di dalam ASEAN sejalan dengan Asta Cita yang memuat visi Indonesia untuk memantapkan supremasi dan kepemimpinannya di tingkat global.

Kritikan yang disampaikan oleh Lina dan Andrew Mantong menunjukkan adanya kekhawatiran mengenai posisi Indonesia di ASEAN di tengah perubahan kebijakan luar negeri yang lebih luas. Dengan tantangan yang ada, penting bagi Indonesia untuk kembali menegaskan kepemimpinannya di ASEAN dan memastikan bahwa kerjasama regional tetap menjadi prioritas dalam kebijakan luar negeri. Pelibatan aktif dalam ASEAN tidak hanya akan memperkuat posisi Indonesia di kawasan, tetapi juga berkontribusi pada stabilitas dan kemakmuran regional.

Baca Juga  Harga BBM Pertamina Naik Mulai 1 Januari 2025, Berikut Rinciannya

Harapan untuk Masa Depan
Ke depan, diharapkan pemerintah Indonesia dapat lebih proaktif dalam mengkomunikasikan visi dan strategi kebijakan luar negeri yang berfokus pada ASEAN. Hal ini termasuk memperkuat kerjasama di bidang ekonomi, keamanan, dan sosial budaya. Dengan demikian, Indonesia tidak hanya akan menjadi pemimpin di ASEAN, tetapi juga dapat berkontribusi secara signifikan dalam menciptakan kawasan yang lebih stabil dan sejahtera.

Lina dan Andrew Mantong berharap agar pemerintah dapat mendengarkan masukan dari para ahli dan masyarakat sipil dalam merumuskan kebijakan luar negeri yang lebih inklusif dan responsif terhadap tantangan yang dihadapi ASEAN. “Kepemimpinan yang baik adalah kepemimpinan yang mendengarkan dan melibatkan semua pihak,” tutup Lina.

Open chat
Halo, ada yang bisa dibantu?