Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Probolinggo menyelenggarakan rapat koordinasi (rakor) untuk memperkuat implementasi Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) pada Senin (9/12/2024) di Ballroom Kanaya, Kota Probolinggo.
Acara ini melibatkan berbagai pihak, mulai dari perwakilan organisasi perangkat daerah (OPD), kecamatan, hingga perangkat desa.
Langkah Awal dengan Senam Hidup Sehat
Rakor diawali dengan gerakan senam hidup sehat sebagai simbolisasi pentingnya gaya hidup aktif.
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Probolinggo, Sri Wahyu Utami, menegaskan pentingnya sinergi lintas sektor untuk mensukseskan Germas, yang telah menjadi program nasional sejak 2017.
“Kesuksesan Germas memerlukan peran semua pihak, tidak hanya Dinkes. OPD, kecamatan, dan desa harus bekerja sama untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya hidup sehat,” ujarnya.
Dukungan dari Berbagai Pihak
Hadir dalam acara ini Ketua Forum Kabupaten Probolinggo Sehat (FKPS) dr. Mirrah Samiyah, perwakilan Bappeda Pemprov Jatim Erinda Dwi Aryanti, Pengendali Kesehatan Masyarakat Muda Dinkes Jatim Lestari Rahayu, serta perwakilan Bapelitbangda Kabupaten Probolinggo Elok Wiji.
Erinda Dwi Aryanti menyampaikan bahwa penyakit tidak menular (PTM) kini menjadi tantangan utama kesehatan masyarakat.
“Selama 17 tahun terakhir, 70% penyebab kematian adalah penyakit tidak menular seperti hipertensi dan penyakit jantung. Kolaborasi lintas sektor diperlukan untuk mengurangi risiko ini melalui penerapan Germas,” paparnya.
Lestari Rahayu dari Dinkes Jatim menambahkan, langkah konkret Kabupaten Probolinggo seperti penerbitan Perbup Nomor 52 Tahun 2019 dan pembentukan SK Pokja Germas menjadi bukti komitmen yang kuat.
“Probolinggo telah menjadi contoh dalam implementasi Germas yang efektif. Mari lanjutkan langkah ini untuk menciptakan masyarakat yang sehat, bugar, produktif, dan ceria,” ucapnya.
Baca juga : Meriah, Baris Kreasi Napak Tilas Ketandan Bonorowo Warnai Hari Jadi Tulungagung ke-819
Tantangan Implementasi Germas
Namun, pelaksanaan Germas di lapangan masih menghadapi sejumlah kendala.
Perencana Ahli Muda Bapelitbangda Probolinggo, Elok Wiji, mengungkapkan bahwa beberapa hambatan termasuk kurangnya kesadaran masyarakat, koordinasi antar lembaga, hingga masalah pelaporan dan edukasi.
“Kita perlu meningkatkan sinergi dan komunikasi antar OPD, kecamatan, dan desa untuk mengatasi kendala ini,” jelas Elok.
Harapan untuk Masa Depan Germas
Sri Wahyu Utami menekankan bahwa rakor ini bukanlah akhir, melainkan langkah awal untuk menyempurnakan implementasi Germas di Kabupaten Probolinggo.
“Kami berharap Germas dapat menjadi budaya hidup sehat yang menyeluruh di masyarakat Probolinggo,” pungkasnya.