Kota Malang kembali memeriahkan dunia seni dan budaya dengan digelarnya “Festival Singhasari II: Singhasari Culture Parades” di Gedung Kesenian Gajayana pada Jumat malam, 29 November 2024. Festival ini menghadirkan cerita tutur tentang kehidupan Raja Singhasari pertama, Ken Angrok, dan permaisurinya Ken Dedes, yang disajikan melalui pertunjukan dramatis oleh 100 siswa dan guru dari berbagai sekolah di Kota Malang.
Festival Singhasari II merupakan salah satu inisiatif Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Malang dalam mengenalkan dan melestarikan sejarah lokal, khususnya terkait dengan kerajaan Singhasari yang dahulu dikenal dengan nama Tumapel. Ken Angrok, yang dilahirkan di Malang pada 1182 Masehi, mengubah sejarah dengan mendirikan kerajaan Singhasari pada 1222 Masehi. Pertunjukan ini tidak hanya menyajikan kisah heroik, tetapi juga bertujuan untuk mengedukasi generasi muda mengenai sejarah penting di Malang Raya.
Kepala Disdikbud Kota Malang, Suwarjana, menyatakan bahwa festival ini tidak hanya menjadi wahana budaya, tetapi juga sebagai media pembelajaran yang kreatif dan interaktif bagi siswa.
Baca Juga: HUT Ke-9 MMC Dihadiri Wali Kota Malang Terpilih Wahyu Hidayat dan Dewan Kota Malang Rendra Masdrajat
“Yang jelas, ini untuk nguri-nguri budaya dan menggugah kembali tentang sejarah Malang Raya melalui kisah Singhasari. Pesan dan harapan kami, festival ini menjadi media pituturnya anak-anak di sekolah,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Suwarjana menambahkan bahwa festival ini juga berperan dalam menyebarkan informasi sejarah secara luas.
“Selain itu, gelaran ini juga untuk memeriahkan Hari Guru Nasional yang diperingati setiap tanggal 25 November,” pungkas Suwarjana.
Gelaran Singhasari Culture Parades ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat, terutama generasi muda, akan pentingnya melestarikan warisan budaya dan sejarah yang ada di Malang.
Baca Juga: Antisipasi Kerawanan Pungut Hitung, Bawaslu Kota Malang Petakan 19 Indikator Potensi TPS Rawan
Dengan melibatkan banyak siswa dan guru, festival ini menjadi cara yang efektif untuk mengenalkan kembali sejarah kerajaan Singhasari kepada masyarakat luas.
(***)