“Siksa Kubur” Atau “Badarawuhi di Desa Penari”, Mana Film Horor 2024 yang Harus Ditonton?

review film horor 2024 Siksa Kubur dan Badarawuhi di Desa Penari
review film Siksa Kubur dan review Badarawuhi di Desa Penari

12 April 2024 – Libur lebaran 2024 kali ini diwarnai dengan perilisan dua film horor di bioskop Indonesia, yakni “Siksa Kubur” dan “Badarawuhi di Desa Penari” yang sama-sama rilis pada 11 April 2024. Keduanya merupakan film horor 2024 yang digarap oleh sutradara berbakat Indonesia.

Namun, beberapa merasa bingung menentukan pilihan antara film “Siksa Kubur” atau “Badarawuhi di Desa Penari”. Maka dari itu, simak sinopsis, review, serta perbedaan antara kedua film tersebut berikut ini:

Baca juga: Keren! Meski Bersaing, Sutradara Siksa Kubur dan Badarawuhi di Desa Penari Saling Beri Selamat

Sinopsis dan Review “Badarawuhi di Desa Penari”

Film “Badarawuhi di Desa Penari” merupakan spin-off atau kelanjutan dari “KKN di Desa Penari” yang disutradarai Kimo Stamboel dan diproduksi oleh MD Pictures. Ceritanya berkisah tentang misteri Badarawuhi yang menghantui para mahasiswa KKN yang berkunjung ke Desa Penari.

Badarawuhi, sosok wanita penari yang dianggap sebagai ratu penguasa dalam kehidupan spiritual dan mistis di Desa Penari, menjadi pusat perhatian dalam film ini. Dikisahkan bahwa para mahasiswa harus menghadapi serangkaian kejadian mengerikan dan di luar nalar saat berada di desa tersebut.

Baca juga: Sinopsis dan Review Film Munkar, Genre Horor Perdana Adhisty Zara

Cerita dalam film “Badarawuhi di Desa Penari” menjawab pertanyaan dalam film “KKN di Desa Penari”, meski beberapa masih terasa mengambang. Visual sinematiknya sangat meningkat dibandingkan film sebelumnya dengan alur cerita yang lebih rapi.

Sinopsis dan Review “Siksa Kubur”

Sementara itu, “Siksa Kubur” menyajikan konsep menarik tentang hukum sebab-akibat yang membawa karakter-karakternya dalam sebuah petualangan ekstrem pencarian keadilan. Film garapan sutradara Joko Anwar ini menawarkan pengalaman horor bertipe slow-burn pace.

Film “Siksa Kubur” mengisahkan tentang Sita, yang kehilangan keyakinannya pada agama setelah orang tuanya menjadi korban bom bunuh diri. Sejak saat itu, Sita memiliki keinginan mengubur diri bersama individu yang paling berdosa untuk membuktikan bahwa siksa kubur dan agama tidak memiliki keberadaan yang nyata.

Dengan piawai, Joko Anwar mengangkat isu-isu sosial yang sensitif dalam “Siksa Kubur”, termasuk bom bunuh diri, pelecehan seksual di kalangan santri, pedofilia, dan kehidupan di panti jompo.

Joko Anwar yang juga menyutradarai film “Pengabdi Setan” ini juga sengaja membuat ending “Siksa Kubur” lebih implisit agar membangkitkan diskusi di kalangan penonton.

Perbandingan “Siksa Kubur” dan “Badarawuhi di Desa Penari”

1. Adegan Jumpscare

“Siksa Kubur” dan “Badarawuhi di Desa Penari” bukan film yang mengandalkan jumpscare untuk membangkitkan suasana horor. Keduanya merupakan tipe slow-burn atau film dengan alur lambat, namun penonton akan merasakan atmosfer yang intens dan mencekam.

2. Kualitas Visual dan Audio

“Siksa Kubur” menggunakan pendekatan realisme dengan kamera realistis karya Jaisal Tanjung yang menghadirkan sensasi tidak nyaman dan mencekam. Penggunaan bahasa visual yang meyakinkan dalam film horor 2024 ini diperkuat dengan minimnya jumpscare, sehingga ketegangan dibangun secara perlahan.

Sementara “Badarawuhi di Desa Penari” lebih fokus pada sinematografi yang memukau dengan resolusi IMAX yang jernih dan detail. Penggunaan Expanded Aspect Ratio eksklusif IMAX membuat gambar terlihat lebih besar dan imersif.

3. Pemain Film

Film “Siksa Kubur” didominasi oleh aktor-aktor ternama peraih dan nomine Piala Citra, seperti Reza Rahadian, Christine Hakim, dan Slamet Rahardjo. Kehadiran mereka memberikan kualitas akting yang mumpuni dan berkesan.

Sementara “Badarawuhi di Desa Penari” mengandalkan Maudy Effrosina sebagai pemeran utama. Meski bukan nama besar, ia mampu menunjukkan akting yang memukau. Duetnya dengan Claresta Taufan sebagai Ratih patut diapresiasi.

Sudah menentukan pilihan antara “Siksa Kubur” atau “Badarawuhi di Desa Penari”? Kedua film horor 2024 ini dapat disaksikan di hampir semua bioskop Indonesia, seperti XXI, CGV, dan Cinepolis. Tentu keduanya menawarkan pengalaman horor yang berbeda namun sama-sama menarik.

Bagi penonton yang mencari nuansa horor yang lebih tenang dan menekankan pada eksplorasi karakter, “Siksa Kubur” mungkin menjadi pilihan yang lebih cocok. Namun, bagi mereka yang ingin mengetahui kelanjutan film “KKN di Desa Penari”, maka “Badarawuhi di Desa Penari” bisa menjadi opsi yang menarik.

Untuk mendapatkan informasi seputar Jawa Timur, Anda dapat mengunjungi wartajatim.co.id

Exit mobile version