Gunung Marapi di Sumatera Barat kembali menunjukkan aktivitas vulkaniknya dengan erupsi sebanyak 4 kali pada Rabu dini hari hingga malam (27/3). Erupsi pertama terjadi pada dini hari pukul 00.13 WIB dengan tinggi kolom abu mencapai 1000 sampai 1.500 meter.
Erupsi Gunung Marapi ini terus berlanjut dengan beberapa erupsi berikutnya, dua di antaranya terjadi pada malam hari, yaitu pada pukul 20.54 WIB, 21.57, himngga pukul 22.00 WIB dengan ketinggian kolom abu mencapai 1000 – 1.500 meter.
Kepala PGA Marapi, Ahmad Rifandi menjelaskan bahwa puncak erupsi tercatat pada pukul 20.54 WIB, tinggi kolom abu mencapai 1.500 meter. Ia menjelaskan bahwa hingga berita ini dilaporkan, erupsi masih berlangsung.
Baca juga: Gunung Marapi Erupsi, 11 Pendaki Meninggal Dunia
Kronologi Erupsi Gunung Marapi
Berdasarkan catatan Pos Pengamat Gunungapi (PGA) Marapi di Kota Bukittinggi, erupsi pertama pada dini hari tersebut terekam di seismogram dengan amplitudo mencapai 38.7 milimeter selama 1 menit 45 detik.
Letusan-letusan ini disertai dengan lontaran abu vulkanik dan suara gemuruh yang terdengar hingga ke beberapa desa di sekitar gunung. Kolom abu berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah barat.
Meskipun erupsi Marapi tidak berdampak signifikan pada aktivitas penerbangan, masyarakat diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan dan tidak mendekati puncak gunung pada radius 4,5 kilometer. Hal ini dikarenakan status Gunung Marapi saat ini berada pada level III atau Siaga.
“Karena statusnya Siaga, kami rekomendasikan warga untuk tidak beraktivitas pada radius 4,5 km dari Gunung Marapi, juga harus waspada terhadap aliran sungai untuk mencegah munculnya ancaman bahaya lahar, terutama di saat musim hujan,” jelas Ahmad Rifandi, Kepala PGA Marapi.
Baca juga: Gempa Tuban Terkini: BMKG Ungkap Fakta Baru, Sesar Muria Jadi Sorotan
Dampak Erupsi Gunung Marapi, Bandara Minangkabau Ditutup
Karena aktivitas Gunung Marapi yang tak menentu, Kantor Otoritas Bandara Wilayah VI memutuskan untuk menutup operasional Bandara Internasional Minangkabau (BIM) untuk sementara waktu.
Hal ini dilakukan karena sebaran abu vulkanik dari erupsi yang terjadi mengganggu penerbangan di sekitarnya.
Kepala Kantor Otoritas Bandara Wilayah VI, Megi H. Helmiadi mengatakan bahwa operasional BIM akan ditutup mulai pukul 10.30 hingga 14.00 WIB hari ini, Kamis (28/3). Hal tersebut dilakukan sebagai upaya antisipasi.
Penutupan bandara itu merujuk pada hasil observasi sebaran abu vulkanik dan adanya Notce to Airmen (Notam), semacam notifikasi darurat dengan nomor B0536/24 NOTAMR B0535/24. Penutupan sementara ini dilakukan dengan berbagai pertimbangan matang.
Sebaran abu vulkanik juga dapat menghalangi kinerja sistem pemantau kecepatan udara yang menjadi bagian penting ketika pesawat hendak terbang atau mendarat. Tak hanya itu, navigasi dan sistem elektronik lain di bandara juga dapat terganggu.
Selain itu, abu vulkanik juga berpotensi untuk menyebabkan landasan menjadi licin dan akan membahayakan aktivitas lepas landas atau ketika pesawat hendak mendarat. Kemudian, abu vulkanik juga dapat merusak turbine compressor pada pesawat yang dapat merusak fungsi mesin.
Baca juga: Dampak Gelombang Tinggi Ombak: Rusak dan Aktivitas Wisata Terhenti di Pantai Selatan Malang
Update Terkini Erupsi Gunung Marapi
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengamati aktivitas Gunung Marapi dengan intens mulai pukul 00.00 hingga 06.00 WIB pada Kamis (28/3).
Berdasarkan pengamatan PVBMG, terlihat ada asap kawah yang bergejolak dengan kekuatan sedang hingga kuat, bewarna putih kelabu. Asap kawah ini memiliki ketinggian mencapai 400-1000 meter di atas puncak kawah.
Selain itu, PVMBG juga mencatat terjadinya letusan dengan ketinggian mencapai 1000 meter yang diindikasikan dengan warna asap berwarna kelabu.
Kesigapan Pihak Berwajib
Komando Resor Militer (Korem) 032/Wirabraja telah menyiagakan sejumlah prajurit untuk mengantisipasi dampak letusan Gunung Marapi.
Danrem 032/Wirabraja Brigjen TNI Rayen Obersyl mengatakan bahwa pasukan reaksi cepat penanganan bencana alam telah disiagakan. Pihak berwajib terus berkoordinasi dengan PVMBG untuk memantau kondisi terkini Gunung Marapi.
Imbauan untuk Masyarakat
PVMBG merekomendasikan agar masyarakat di sekitar Gunung Marapi untuk tidak melakukan kegiatan dalam radius 4,5 kilometer dari pusat erupsi.
Masyarakat juga diimbau untuk selalu mengikuti perkembangan informasi terbaru dari PVMBG dan memperhatikan rekomendasi yang dikeluarkan.
Erupsi Gunung Marapi merupakan pengingat bagi kita semua untuk selalu waspada dan siap menghadapi bencana alam. Dengan kesigapan dan kerjasama semua pihak, diharapkan dampak dari bencana alam dapat diminimalisir.
Untuk mendapatkan informasi seputar Jawa Timur, Anda dapat mengunjungi wartajatim.co.id