Malang  

Kepala SMPN 2 Kota Batu Terpukul Atas Pengeroyokan Berakibat Kematian

Curhat Nurul, Ibu Siswa SMP Kota Batu yang Tewas Dikeroyok: Anak Ngaku Tidak Kuat Diancam Pelaku
Curhat Nurul, Ibu Siswa SMP Kota Batu yang Tewas Dikeroyok: Anak Ngaku Tidak Kuat Diancam Pelaku

Kepala SMPN 2 Batu, Ida Misaroh, mengaku sangat terpukul atas peristiwa tragis yang menimpa salah satu muridnya, RWK, yang meninggal dunia akibat pengeroyokan. Kamis lalu, RWK masih masuk sekolah seperti biasa tanpa menunjukkan tanda-tanda luka atau memar di tubuhnya. “Ini kan pekan ujian, jadi anak-anak masuk hingga pukul 11.30 saja,” ungkap Ida.

Kejadian Tak Terduga

Setelah mendapat kabar dari RF bahwa saudara kembarnya dilarikan ke rumah sakit karena pengeroyokan, pihak sekolah segera memanggil AS dan orang tuanya. Namun, penggalian informasi kepada AS terhenti ketika ibunya pingsan setelah mengetahui tindakan anaknya. Ida menjelaskan bahwa RWK dan AS memang memiliki tugas prakarya yang harus diselesaikan, namun memastikan bahwa kejadian di Villa Holanda tidak berkaitan dengan tugas kelompok.

“Mungkin memang AS ini sengaja untuk itu,” ucapnya. RWK dan AS tinggal di kawasan yang sama, yaitu Jalan Bromo, Kelurahan Sisir, Kecamatan Batu. Rumah mereka berdekatan, sehingga sering bertemu di luar sekolah.

Suasana Rumah Duka

Rumah duka dipenuhi pelayat sejak kabar meninggalnya RWK tersebar. Guru, teman sekelas, dan teman dari kelas lain datang bergantian menyampaikan rasa duka. Michelle Az Zahra Prastyo, teman korban, mengaku sangat mengenal RWK sejak SD dan memiliki kesan baik terhadapnya. “Anaknya pendiam dan baik,” ujarnya. Meski pendiam, RWK dikenal sebagai anak yang pemberani dan tidak segan membalas jika disakiti.

Beberapa teman korban mengungkapkan bahwa RWK sering dibully oleh AS, terutama dengan panggilan yang merujuk pada orang tua atau kakek sebagai olok-olok. “Kalau AS memang dikenal anak nakal,” kata salah satu siswa.

Perhatian Pemerintah Kota

Peristiwa ini juga mendapat perhatian dari Pj Wali Kota Batu, Aries Agung Paewai, yang datang ke rumah duka. Aries menyatakan prihatin dan berjanji menjadikan kejadian ini sebagai bahan evaluasi penyelenggaraan pendidikan. “Saya minta Dinas Pendidikan Kota Batu untuk berkoordinasi dengan semua sekolah,” ucapnya. Aries mengusulkan agar tugas kelompok dilakukan di lingkungan sekolah agar aktivitas siswa dapat dipantau oleh guru dan orang tua.

Aries juga telah berkomunikasi dengan pihak berwenang terkait penanganan perkara ini dan menunggu hasil otopsi korban. “Saya minta Dinas Pendidikan Kota Batu segera merespons peristiwa ini dengan mengumpulkan komite sekolah dan Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) untuk mengevaluasi agar kejadian serupa tak terulang lagi,” tandasnya.

Langkah Kepolisian

Kasatreskrim Polres Batu, AKP Rudi Kuswoyo, menyatakan bahwa lima anak terduga pelaku sudah diamankan dan sedang dalam penyelidikan. Polisi juga telah meminta keterangan dari dua tetangga korban. “Orang tua korban belum kami minta keterangan karena masih dalam suasana duka,” pungkasnya.

Peristiwa tragis ini menjadi pengingat pentingnya pengawasan dan perhatian lebih terhadap interaksi siswa baik di sekolah maupun di luar sekolah. Diharapkan langkah-langkah tegas dari pihak berwenang dapat mencegah kejadian serupa di masa depan.