Ketika Suara Buruh Hanya Jadi Kebutuhan Pemilu Sementara

WARTAJATIM.co.id, 3 Mei 2023 – Pemilu menjadi momen penting bagi proses berjalannya pemerintahan dan setiap warga negara dalam menentukan siapa yang akan menjadi pemimpin di negaranya.
Namun sayangnya, suara buruh hanya menjadi kebutuhan pemilu sementara.
Pada saat kampanye pemilu, para politisi kerap menyuarakan dukungannya terhadap buruh dengan janji-janji manis.
Namun setelah pemilu berakhir, seringkali janji tersebut tidak terealisasi.
Hal ini menunjukkan bahwa suara buruh hanya menjadi kebutuhan sementara pada saat pemilu.
Setelah pemilu berakhir, suara buruh tidak lagi dihiraukan dan hak-hak buruh pun seringkali diabaikan.
Masalah ini semakin kompleks ketika buruh yang berjuang untuk hak-haknya dianggap sebagai ancaman oleh pemerintah atau korporasi. Mereka diintimidasi, ditangkap, bahkan dipecat dari pekerjaannya.
Untuk mengatasi masalah ini, dibutuhkan perhatian serius dari pemerintah dan korporasi. Pemerintah harus menjamin hak-hak buruh dan melindungi mereka dari intimidasi atau ancaman apapun.
Selain itu, korporasi juga harus bertanggung jawab atas kesejahteraan buruh yang bekerja untuk mereka. Mereka harus memberikan upah yang layak, kondisi kerja yang aman, serta kesempatan untuk berkembang dan naik pangkat.