Pandji Terang-Terangan Gusar Politik Dinasti Jokowi: “Mereka Pikir Kita Ini Bodoh?”

Jakarta, 15 Agustus 2024 — Dalam episode terbaru podcast Akbar Faizal Uncensored yang diproduksi oleh Nagara Institute, komedian dan aktivis sosial Pandji Pragiwaksono secara tegas menyuarakan ketidakpuasannya terhadap politik dinasti yang dipandangnya sebagai bentuk pengabaian terhadap aspirasi rakyat.

Dalam diskusi yang memicu banyak perhatian ini, Pandji menuduh politisi di Indonesia, khususnya yang terkait dengan pemerintahan Jokowi, meremehkan kecerdasan publik.

“Mereka pikir kita ini bodoh?” Ujar Pandji, mengacu pada apa yang dilihatnya sebagai tindakan pemerintah yang tidak transparan dan kurang komunikatif. Dalam diskusi tersebut, Pandji menekankan bahwa meski pemerintah memiliki kebijakan yang mungkin baik, sering kali publik tidak mendapatkan penjelasan yang memadai, yang menyebabkan misinformasi dan kebingungan.

Pandji juga menyoroti ketidakseimbangan dalam komunikasi politik, menyebut bahwa banyak pejabat dan politisi tidak berusaha untuk menjelaskan kebijakan secara langsung kepada masyarakat. “Kita butuh lebih banyak orang yang bisa berkomunikasi,” tegasnya.

“Ini bukan hanya tentang siapa yang memimpin, tetapi bagaimana kita memilih pemimpin berdasarkan kualitas dan kompetensi, bukan hanya karena mereka berasal dari keluarga yang sama. Jika kita terus membiarkan politik dinasti ini berlanjut, maka kita hanya akan memperparah ketidakadilan dan korupsi,” ujarnya.

Menurut Panji, masalah ini bukan hanya sebatas teori politik, tetapi juga berdampak langsung pada kehidupan rakyat. “Ketika posisi politik dipegang oleh anggota keluarga dari penguasa, kita kehilangan kesempatan untuk memiliki pemimpin yang benar-benar mewakili aspirasi rakyat. Ini bukan hanya masalah etika, tetapi juga berimplikasi pada kebijakan yang mungkin tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat,”

“Rakyat merasa tidak ada perubahan yang berarti ketika kekuasaan terus berada di tangan yang sama. Ada rasa putus asa dan ketidakpercayaan yang tumbuh di kalangan masyarakat. Ini berbahaya karena dapat menurunkan partisipasi politik dan membuat orang merasa bahwa suara mereka tidak ada artinya,” jelasnya.

“Kita harus cerdas dan tidak mudah terpengaruh oleh apa yang tampak di permukaan. Mari kita bersama-sama mendorong transparansi dan akuntabilitas dalam politik agar kita bisa benar-benar memperbaiki sistem yang ada,” tegas Panji.

Pandji Pragiwaksono juga mengungkapkan rasa frustrasinya terhadap kurangnya keterlibatan aktif dari banyak artis dan influencer dalam masalah politik yang relevan.

“Mereka mungkin peduli, tapi tampaknya lebih banyak yang tidak peduli atau belum peduli,” kata Pandji. Dalam pandangannya, ketidakpedulian tersebut sering kali disebabkan oleh kurangnya pemahaman atau keterlibatan yang mendalam dalam isu-isu politik.

“Mensrea” yang merupakan judul dari pertunjukan stand-up comedy mendatang Panji, direncanakan menjadi wadah untuk menyuarakan kritik-kritik tersebut dengan pendekatan yang menghibur namun tajam.

“Acara ini akan menjadi platform bagi saya untuk menyampaikan pesan-pesan penting dengan cara yang bisa diterima oleh banyak orang. Kita butuh lebih banyak pembicaraan terbuka tentang isu-isu krusial seperti politik dinasti ini,” katanya.

Dengan diselenggarakannya pertunjukan stand-up comedy yang bertema politik, Pandji berharap dapat mengedukasi publik tentang pentingnya memahami politik dan peran aktif mereka dalam proses demokrasi.

Pertunjukan tersebut, yang dijadwalkan akan berlangsung di Indonesia Arena dengan kapasitas 10.000 penonton, bertujuan untuk memanfaatkan humor sebagai alat untuk meningkatkan kesadaran politik.