Respon Tanggap: Perkelahian Pelajar di Malang Diberi Pendampingan Psikologi

perkelahian pelajar - Sumber: freepik.com | Dok Pribadi

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Malang dengan cepat menanggapi insiden perkelahian di kalangan pelajar kelas VII SMP swasta. Perkelahian pelajar tersebut membuat Disdikbud Kota Malang berkomitmen memberikan pendampingan psikologi bagi mereka yang terlibat. Suwarjana, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Malang, menyatakan bahwa pendampingan psikologi akan dilaksanakan pada Senin (4/3/2024).

Pihaknya akan mendorong sekolah untuk lebih ketat dalam menegakkan aturan terkait pelajar yang terlibat dalam tindakan bullying, perkelahian, atau bahkan merokok. Salah satu tindakan yang akan diambil adalah memberikan penilaian poin kepada pelajar. Video yang beredar menunjukkan adanya pelajar yang tengah merokok.

Namun, Suwarjana menekankan bahwa tindakan hukuman, termasuk pemecatan dari sekolah, tidak dapat dilakukan secara sepihak. Baginya, setiap anak di Kota Malang memiliki hak untuk mendapatkan akses pendidikan.

“Sanksi pasti akan diberlakukan dalam bentuk penilaian poin. Namun, pemecatan tidak bisa dilakukan karena setiap anak di Indonesia berhak mendapatkan pendidikan. Pendampingan dengan melibatkan seorang psikolog menjadi solusi, diharapkan dengan bantuan tersebut, siswa atau orang tua dapat lebih memahami situasi,” ujarnya.

Selain itu, Disdikbud Kota Malang berencana untuk memanggil pihak sekolah terkait untuk memberikan pembinaan dan mencegah terjadinya insiden serupa di masa depan.

“Pembinaan akan diberikan kepada kepala sekolah dan guru-guru terkait. Kami akan mengadakan sosialisasi bersama teman-teman DPKM (Dewan Pendidikan Kota Malang). Ini juga mencakup sosialisasi kepada yayasan karena melibatkan sekolah swasta,” tambahnya.

Sebelumnya, perkelahian yang berujung penganiayaan ini dipicu oleh pertengkaran antara pelaku berinisial NAD dan korban AUD di kalangan pelajar SMP swasta. Menurut Yudi Risdiyanto, Kasi Humas Polresta Malang Kota, insiden ini berasal dari kesalahpahaman terkait dugaan pemukulan terhadap saksi berinisial M.

“Pertama-tama terjadi pertengkaran antara korban dan terduga pelaku. Korban menuduh terduga pelaku memukuli saksi M, yang kemudian memicu perkelahian,” kata Yudi Risdiyanto.

Pelaku yang tidak terima dituduh melakukan pemukulan terhadap siswa lain menjadi emosional, dan akhirnya memukul serta menendang korban. Kejadian ini terjadi saat para pelajar hendak melaksanakan Salat Jumat.

Sumber: detik.com

Dapatkan kilasan terkini mengenai Jawa Timur dengan menjelajahi ragam informasi menarik di wartajatim.co.id – sumber pengetahuan eksklusif yang tidak boleh Anda lewatkan!