Keseruan Konferensi Perempuan Indonesia (KPI): Membangun Solidaritas dan Inspirasi di Malang

Konferensi Perempuan Indonesia Ibu Profesional
Konferensi Perempuan Indonesia Ibu Profesional (Pict dok. Panitia KPI)

Malang, Jawa Timur – Konferensi Perempuan Indonesia (KPI) tahun ini kembali sukses menyelenggarakan rangkaian acara yang menginspirasi dan memperkuat solidaritas perempuan Indonesia. 

Bertempat di Royal Orchid Garden Hotel and Condominium, Batu, Malang, Jawa Timur, acara ini diadakan selama tiga hari berturut-turut, dari tanggal 9 hingga 11 Februari 2024.

Mengangkat tema “Menguatkan Akar Gerakan Perempuan Indonesia” KPI membuat rangkaian acara yang menarik dan sayang untuk dilewatkan. 

Hari pertama Konferensi Perempuan Indonesia (KPI) diawali dengan prosesi SARUNGAN (SAmbutan dan ngeRiUNG awalAN), di mana peserta bersama-sama menggunakan kain tradisional yang mereka bawa dari rumah masing-masing untuk memperkuat rasa kebersamaan dan kekayaan budaya di antara para peserta.

Acara dilanjutkan dengan proses Betengan, yang dipandu oleh pak Dodik Maryanto. Peserta diberi kesempatan untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang sejarah pergerakan perempuan di Indonesia.

Proses Bekel menjadi momen akrab dengan membawa makanan khas daerah yang tahan seharian, sambil berkenalan lebih dekat dengan anggota kelompok.

Pada hari kedua, para peserta bersemangat mengikuti kegiatan olahraga pagi dan games Sapintrong. Proses Sapintrong dipandu oleh fasilitator Dzikra Ulya, di mana peserta diajak untuk berpikir cerdas dalam merencanakan masa depan.

Dzikra Ulya mengatakan bahwa, “Masa depan bukanlah angan-angan, melainkan visi yang bisa kita tetapkan dan wujudkan melalui gerak aksi yang harmonis dan berkelanjutan.”

Proses Kelereng menjadi kesempatan untuk ngemil kecil sambil melebur bareng. ementara Proses Congklak dipandu oleh Utami Sadikin untuk membahas strategi branding komunitas.

Menurut Utami Sadikin, “Community branding bukan sekedar apa yang orang lihat, tapi apa yang akan orang rasakan dari pergerakan yang kita lakukan.” 

Selanjutnya ada proses Gaprakan dan Proses KASTI menjadi ajang untuk berkomunikasi antar diri dan meningkatkan kualitas hubungan antar peserta, dipandu oleh Ratna Palupi dan Ricca Nourma.

Proses Balapan dan Proses Galasin menjadi momen menyenangkan dengan belanja untuk masa depan dan menikmati gelar layar sinema.

Main Bakiak di Konferensi Perempuan Indonesia
Main Bakiak di Konferensi Perempuan Indonesia (pict doc. Panitia KPI)

Pada hari terakhir diisi dengan games air, berenang, serta Proses GASING yang dipandu oleh Hamidah Rina Mantiri, di mana peserta berbagi refleksi dan pengalaman.

Proses Bakiak menjadi wadah untuk berbagi kisah-kisah akar pergerakan perempuan, sementara Proses LAYANGAN menjadi penutup dengan gelar seni budaya dan acara penutupan.

Konferensi Perempuan Indonesia (KPI) tidak hanya sekadar acara. Tetapi juga wadah untuk membangun solidaritas, memperkuat identitas budaya, serta memperkuat gerakan perempuan di Indonesia.

Dengan semangat yang berkobar-kobar, para peserta KPI meninggalkan jejak inspiratif dan kebersamaan. Mereka siap untuk menghadapi tantangan masa depan dengan penuh keyakinan.

Semoga semangat dan inspirasi yang ditanamkan dalam acara ini terus membawa dampak positif bagi perempuan Indonesia. Serta keseruan dan pembelajaran dari Konferensi Perempuan Indonesia (KPI) ini akan terus menginspirasi dan menggerakkan para perempuan Indonesia menuju masa depan yang lebih cerah dan berdaya.