Celine Dion Menderita Penyakit Langka, Stiff Person Syndrome!

celine dion stiff person syndrome

WartaJatim.co.id, 28 Mei 2023 – Celine Dion adalah salah satu penyanyi pop terkenal dunia yang telah mengalami perjalanan hidup yang luar biasa dalam karirnya. Namun, di balik keberhasilannya, ada kisah yang kurang diketahui oleh banyak orang. Celine Dion menderita penyakit yang langka dan mempengaruhi kehidupannya secara signifikan – Stiff Person Syndrome.

Dalam unggahan Instagram pribadinya Ia mengatakan, “Kejang mempengaruhi setiap aspek kehidupan saya sehari-hari, terkadang menyebabkan kesulitan saat berjalan dan tidak memungkinkan saya menggunakan pita suara untuk bernyanyi seperti biasa. Saya harus mengakui bahwa ini adalah perjuangan. Yang saya tahu hanyalah menyanyi, itulah yang telah saya lakukan sepanjang hidup saya”.

Itulah yang menyebabkan Ia membatalkan sisa jadwal tournya dan memilih untuk fokus pada pengobatannya dengan harapan Ia bisa tampil bernyanyi kembali setelah Ia sehat.

Lalu apa itu Stiff Person Syndrome?

Stiff Person Syndrome (SPS) adalah penyakit neurologis langka yang di tandai dengan kekakuan otot yang tidak terkontrol. Penderita SPS mengalami kejang otot yang parah dan sering kali menyakitkan.

Mereka juga mengalami kekakuan otot yang persisten, terutama pada area pinggang dan tungkai. Penyakit ini dapat mempengaruhi mobilitas dan kemampuan penderita untuk melakukan aktivitas sehari-hari.

Gejala-gejala Stiff Person Syndrome

Gejala yang di alami oleh penderita Stiff Person Syndrome bervariasi, tetapi umumnya meliputi:

  1. Kekakuan otot yang tidak terkendali
  2. Kejang otot yang parah
  3. Sensitivitas terhadap suara, sentuhan, atau rangsangan lainnya
  4. Gangguan keseimbangan dan koordinasi
  5. Kesulitan berjalan atau melakukan gerakan tubuh tertentu
Baca Juga  Buku Tere Liye sebagai Barang Bukti Vandalisme: Dikritik Warganet

Baca Juga: 5 Jenis Olahraga Ini Cocok untuk Penderita Darah Rendah

Penyebab Stiff Person Syndrome

Meskipun penyebab pasti Stiff Person Syndrome belum di ketahui, ada beberapa teori yang mengaitkannya dengan gangguan autoimun.

Dalam kasus Stiff Person Syndrome, sistem kekebalan tubuh menghasilkan antibodi yang menyerang sistem saraf dan mengganggu fungsi normalnya.

Faktor genetik juga dapat berperan dalam perkembangan penyakit ini, meskipun belum sepenuhnya dipahami.

Stiff Person Syndrome yang diderita oleh Celine Dion

Celine Dion mengungkapkan bahwa dia menderita Stiff Person Syndrome pada tahun 2008. Penyakit ini sangat mempengaruhi kehidupannya dan karirnya sebagai seorang penyanyi.

Celine Dion mengalami serangan kejang otot yang parah dan kekakuan yang membuatnya sulit untuk bergerak atau bahkan bernyanyi. Namun, Celine Dion tidak membiarkan penyakit ini menghentikannya.

Dalam usahanya untuk mengatasi Stiff Person Syndrome, dia menjalani terapi medis dan rehabilitasi fisik yang intensif. Dia juga mengubah gaya hidupnya, termasuk diet dan olahraga yang sehat, untuk meminimalkan gejala yang di alaminya.

Baca Juga: 5 Mitos Umum tentang Kesehatan Mental yang Perlu Anda Ketahui

Pengobatan dan penanganan Stiff Person Syndrome

Pengobatan Stiff Person Syndrome berfokus pada mengurangi kekakuan otot, mengendalikan kejang, dan meningkatkan kualitas hidup penderita.

Terapi medis yang umum di gunakan meliputi penggunaan obat-obatan seperti benzodiazepin dan immunoglobulin intravena. Fisioterapi dan terapi okupasi juga dapat membantu meningkatkan mobilitas dan fungsi otot.

Selain pengobatan konvensional, pendekatan alternatif seperti akupunktur, yoga, dan meditasi juga dapat membantu mengurangi gejala Stiff Person Syndrome.

Pendekatan ini dapat membantu meredakan stres, meningkatkan kesejahteraan secara keseluruhan, dan meningkatkan kekuatan mental penderita.

Penyadaran dan Dukungan untuk Stiff Person Syndrome

Meskipun Stiff Person Syndrome adalah penyakit yang relatif langka, kesadaran dan dukungan terhadap penderita sangat penting.

Baca Juga  Grup Metal Perempuan Pertama Indonesia, Tur ke 11 Kota di Amerika Serikat!

Kampanye kesadaran tentang penyakit ini dapat membantu meningkatkan pemahaman masyarakat umum dan mengurangi stigma yang mungkin terkait dengan kondisi ini.

Selain itu, ada organisasi dan kelompok dukungan yang memberikan bantuan, informasi, dan dukungan emosional kepada penderita dan keluarga mereka.