Breaking News
BERITA  

Curhat Dosen UGM Noer Kasanah Hadapi Berbagai Tantangan dalam Pengajuan Jabatan Guru Besar

Noer Kasanah, dosen Departemen Perikanan Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM), kini menjadi sorotan publik setelah menghadapi berbagai tantangan dalam pengajuan jabatan guru besar. Meskipun memiliki prestasi akademik yang gemilang, Noer merasa terhambat oleh sejumlah masalah yang mengganggu kariernya.

Pembatasan Pengajaran dan Bimbingan
Sejak 2016, Noer mengalami pembatasan dalam kapasitasnya sebagai dosen. Ia tidak diizinkan untuk mengajar mahasiswa pascasarjana dan membimbing penelitian. “Pembatasan ini sangat memengaruhi akumulasi angka kredit saya,” ungkap Noer. “Saya merasa terasing dan terhambat dalam pengembangan karier akademik.

Penolakan Pengajuan Jabatan Guru Besar
Meskipun angka kredit kumulatifnya mencapai 1.234, jauh di atas syarat minimum 850, pengajuan Noer untuk menjadi guru besar pada Januari 2023 ditolak. “Alasan penolakan yang tidak jelas membuat saya frustrasi,” katanya. “Saya tidak mendapatkan penjelasan yang memadai mengenai keputusan tersebut.

Baca Juga  Khabib Nurmagomedov Terlibat Perselisihan Hebat di Pesawat, Terkawal Keluar dari Penerbangan!

Kurangnya Transparansi
Noer juga menginginkan transparansi dalam proses pengajuan jabatan guru besar. Namun, pihak UGM tidak memberikan rincian mengenai alasan penolakan. “Hasil rapat yang saya minta tidak dapat diakses. Ini menciptakan kesan bahwa ada sesuatu yang disembunyikan,” tambahnya.

Tuduhan Pelanggaran Etika
Setelah mengajukan keberatan kepada pihak rektor, Noer dihadapkan pada tuduhan pelanggaran etika. “Saya diminta untuk menghadiri sidang etik tanpa penjelasan yang jelas mengenai kesalahan yang dituduhkan,” ujarnya. “Ini menambah beban emosional dan mental yang harus saya hadapi.

Baca Juga  Dinas Damkar Depok Tidak Perpanjang Kontrak Sandi Butar Butar Setelah 9 Tahun Mengabdi

Diskriminasi dalam Proses Kenaikan Pangkat
Noer merasa ada diskriminasi dalam proses kenaikan pangkat di departemennya. “Semua rekan sejawat yang mengajukan kenaikan pangkat pada periode yang sama berhasil, sementara saya terpaksa menunggu tanpa kejelasan,” keluhnya. “Ini menimbulkan pertanyaan tentang keadilan dan kesetaraan di lingkungan akademik.

Dukungan Terbatas dari Institusi
Meskipun telah berkontribusi secara signifikan dalam penelitian dan pengajaran, dukungan dari institusi tampak minim. “Sistem yang ada tidak mendukung pengembangan akademik yang optimal, dan justru menciptakan hambatan bagi para dosen yang berprestasi,” tegas Noer.

Baca Juga  Dosen ASN Geram! Tunjangan Kinerja Belum Cair, DPR dan Pemerintah Salahkan Anggaran

Kekhawatiran akan Masa Depan Karier
Dengan semua tantangan yang dihadapi, Noer merasa khawatir tentang masa depannya sebagai akademisi. “Saya ingin terus berkontribusi dalam bidang bioteknologi laut, tetapi merasa terhambat oleh sistem yang tidak adil,” ujarnya. “Kekhawatiran ini dapat memengaruhi motivasi dan semangat saya dalam menjalankan tugas sebagai dosen dan peneliti.

Open chat
Halo, ada yang bisa dibantu?