Surabaya, Warta Jatim – Perekonomian Jawa Timur pada tahun 2025 diprediksi mengalami peningkatan yang signifikan, didorong oleh konsumsi rumah tangga, investasi, dan ekspor. Hal ini disampaikan oleh Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur, Erwin Gunawan Hutapea, dalam acara Media Briefing bertajuk Penguatan Sinergi untuk Menjaga Stabilitas dan Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur yang Berkelanjutan: Transformasi Menuju Indonesia Emas 2045 yang digelar di Kantor Perwakilan BI Jatim, Surabaya, Jumat (7/2/2025).
Pertumbuhan Stabil di Tahun 2024
Pada tahun 2024, ekonomi Jawa Timur tumbuh stabil dengan konsumsi rumah tangga, investasi, dan ekspor sebagai pendorong utama. Dari sisi penawaran, sektor industri pengolahan dan konstruksi menjadi kontributor terbesar pertumbuhan ekonomi di wilayah ini. Di triwulan IV 2024, ekonomi Jawa Timur mengalami peningkatan berkat kinerja investasi yang membaik dan ekspor bersih yang tumbuh.
Selain itu, belanja pemerintah juga mengalami kenaikan dibandingkan tahun sebelumnya. Belanja APBD provinsi serta 38 kabupaten/kota di Jawa Timur mengalami peningkatan, terutama pada belanja pegawai dan belanja modal untuk pembangunan infrastruktur. Realisasi belanja APBN pun lebih tinggi seiring dengan berbagai program pembangunan konektivitas dan bantuan sosial.
Dari sisi inflasi, Jawa Timur mencatat angka 1,51% year on year (yoy) pada 2024, lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 2,92%. Angka ini juga sejalan dengan inflasi nasional yang berada di level 1,57%. Sementara pada awal tahun 2025, Jawa Timur bahkan mengalami deflasi sebesar -0,54% month to month (mtm), salah satunya dipengaruhi oleh kebijakan diskon tarif listrik pada Januari–Februari 2025.
Prospek Ekonomi 2025
Untuk tahun 2025, inflasi diperkirakan sedikit meningkat dibandingkan tahun sebelumnya, namun masih dalam rentang target nasional 2,5±1%. Erwin Gunawan Hutapea menyebutkan bahwa pertumbuhan ekonomi Jawa Timur akan tetap stabil dengan konsumsi rumah tangga, investasi, serta perdagangan internasional sebagai faktor utama.
Dengan adanya sinergi antara kebijakan fiskal dan moneter yang mendukung pertumbuhan, Jawa Timur diproyeksikan terus mengalami kemajuan menuju target jangka panjang Indonesia Emas 2045. Pemerintah daerah dan pemangku kepentingan diharapkan dapat mempertahankan stabilitas ekonomi serta meningkatkan daya saing Jawa Timur sebagai salah satu pusat ekonomi nasional.