Muhammadiyah telah menetapkan bahwa 1 Ramadan 1446 Hijriah jatuh pada Sabtu, 1 Maret 2025. Keputusan ini berdasarkan metode hisab yang digunakan oleh Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah untuk menentukan awal bulan Ramadan, Syawal, dan Zulhijah.
Sekretaris PP Muhammadiyah, Muhammad Sayuti, mengumumkan hal ini dalam konferensi pers yang disiarkan melalui kanal YouTube resmi PP Muhammadiyah pada Rabu, 12 Februari 2025.
Selain itu, 1 Syawal 1446 H atau Hari Raya Idul Fitri akan jatuh pada Senin, 31 Maret 2025. Sedangkan 1 Zulhijah 1446 H ditetapkan pada Rabu, 28 Mei 2025, diikuti Hari Arafah pada Kamis, 5 Juni 2025, dan Idul Adha pada Jumat, 6 Juni 2025.
Muhammadiyah menggunakan metode hisab hakiki dengan kriteria Wujudul Hilal untuk menentukan awal bulan hijriah. Metode ini telah disepakati dalam Musyawarah Nasional Tarjih ke-23 di Padang tahun 2003, yang menyatakan bahwa hisab memiliki kedudukan setara dengan rukyatul hilal dalam menetapkan awal bulan Ramadan, Syawal, dan Zulhijah.
Metode hisab merupakan perhitungan astronomi untuk menentukan posisi bulan terhadap matahari. Muhammadiyah menggunakan metode ini untuk menetapkan berbagai jadwal keagamaan seperti waktu salat, awal puasa, Idul Fitri, dan Idul Adha.
Berdasarkan pengamatan Muhammadiyah, ijtimak sebelum Ramadan akan terjadi pada Jumat, 28 Februari 2025, pukul 07.46 WIB. Saat matahari terbenam di Yogyakarta, ketinggian bulan mencapai 4 derajat 11 menit 8 detik, sehingga hilal sudah wujud dan awal Ramadan bisa ditetapkan pada hari berikutnya.
Sementara itu, pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag) akan menggelar Sidang Isbat pada 28 Februari 2025 untuk menetapkan awal Ramadan 1446 H. Sidang ini akan dipimpin oleh Menteri Agama Nasaruddin Umar di Auditorium H.M. Rasjidi, Kementerian Agama, Jakarta Pusat.
Menurut Direktur Urais Binsyar Kemenag, Arsad Hidayat, berdasarkan data hisab, ijtimak terjadi pada 28 Februari 2025 pukul 07.44 WIB. Ketinggian hilal di seluruh wilayah Indonesia sudah di atas ufuk, berkisar antara 3° 5,91’ hingga 4° 40,96’, dengan sudut elongasi 4° 47,03’ hingga 6° 24,14’.
Secara astronomi, ada indikasi kuat bahwa hilal akan terlihat, namun keputusan final akan diumumkan setelah Sidang Isbat.