Korea Selatan Telah Meluncurkan Satelit Komersial Pertama!

Ilustrasi satelit.
Ilustrasi satelit.

Wartajatim.co.id, 26 Mei 2023 – Satelit tingkat komersial berhasil diluncurkan oleh Korea Selatan (Korsel) untuk pertama kalinya pada Kamis (25/5/2023).

Peluncuran Satelit oleh Korea Selatan ini merupakan bagian dari program pengembangan luar angkasa yang sedang berkembang.

Satelit-satelit tingkat delapan dikirim oleh Korea Selatan ke orbit menggunakan roket tiga tahap buatan dalam negeri yang bernama Nuri.

Lepas landas dilakukan dari fasilitas peluncuran di pulau selatan. Salah satu satelit merupakan kelas komersial utama yang teknologi pencitraan radar dan radiasi kosmik di orbit dekat Bumi diintegrasikan.

Kesuksesan peluncuran ini diumumkan oleh Menteri Sains Korsel Lee Jong Ho. Dia menyatakan bahwa keandalan roket dan potensi Seoul dalam mengoperasikan berbagai satelit dan menjelajahi ruang angkasa terbukti.

Lee mengatakan bahwa Korea Selatan berhasil melepaskan tujuh dari delapan satelit, termasuk yang utama, dari roket. Dia menjelaskan bahwa diperlukan waktu lebih untuk mengkonfirmasi pelepasan satelit kedelapan.

“Hari ini, kami memastikan bahwa mimpi bisa menjadi kenyataan. Saya berharap generasi masa depan kita memiliki mimpi dan tantangan besar sambil melihat roket Nuri yang membubung ke luar angkasa,” seperti apa yang telah ditulis oleh Presiden Korsel, Yoon Suk-yeol, pada sosial media Facebook.

Harapan Korsel untuk mengejar ketinggalan dengan tetangga Asia seperti Cina, Jepang, dan India dalam perlombaan antariksa regional meningkat dengan diluncurkannya tersebut. Dinyatakan oleh Lee bahwa tiga peluncuran roket Nuri lagi direncanakan oleh Seoul pada tahun 2027, dan upaya akan dilakukan untuk mengembangkan kendaraan peluncuran yang lebih canggih.

Peluncuran satelit oleh Korea Selatan sempat ditunda

Peluncuran awalnya dijadwalkan pada Rabu (24/5/2023), namun ditunda pada menit terakhir karena masalah teknis.

Roket Nuri digunakan oleh Korea Selatan tahun lalu untuk menempatkan satelit verifikasi kinerja di orbit. Keberhasilan ini menjadikan Seoul sebagai negara ke-10 di dunia yang mengirimkan satelit ke luar angkasa dengan teknologinya sendiri.

Peluncuran terbaru ini, menurut banyak ahli, dikatakan akan membantu Korsel dalam pengumpulan teknologi dan pengetahuan mengenai cara mengoperasikan satelit mata-mata militer dan membangun rudal jarak jauh.

Diperkirakan bahwa satelit mata-mata pertama Seoul akan diluncurkan akhir tahun ini. Saat ini, bergantung pada satelit mata-mata Amerika Serikat untuk pemantauan fasilitas Korea Utara (Korut).

Secara teknis, kedua Korea masih berada dalam keadaan perang. Keduanya tidak memiliki satelit pengintaian militer sendiri dan sangat berkeinginan untuk memilikinya.

Ditegaskan oleh Lee Choon Geun, seorang peneliti kehormatan di Science and Technology Policy Institute Korsel, bahwa satelit yang baru diluncurkan dirancang untuk ditempatkan di orbit sinkron matahari. Area tersebut umumnya digunakan untuk satelit pengintaian.

Kim Jong-un, pemimpin Korut, berusaha mengembangkan sistem senjata yang lebih canggih, satelit mata-mata pun termasuk. “Korut pasti sangat khawatir dengan peluncuran satelit Korsel pada Kamis karena sebagian besar minat Kim Jong-un sekarang adalah memiliki satelit mata-mata,” ujar Moon Seong-mook, Ia merupakan seorang analis untuk Institut Riset Strategi Nasional Korea.

“Dia memiliki keinginan kuat untuk meluncurkan satelit mata-mata sebelum Korsel melakukannya,” lanjutnya.

Aktivitas tingkat urgensi baru dalam membuat situs yang siap mengakomodasi peluncuran satelit telah ditunjukkan oleh citra satelit komersial dari pusat peluncuran utama Korut di barat laut.

Laporan yang diterbitkan oleh situs web yang berfokus pada Korut, 38 North, menyatakan bahwa gambar-gambar tersebut menunjukkan kemajuan pada landasan peluncuran baru yang sedang bergerak maju dengan kecepatan yang luar biasa.

Pada kunjungan ke badan kedirgantaraan negara itu, satelit mata-mata yang telah selesai diperiksa oleh Kim dan rencana peluncurannya disetujui. Satelit mata-mata tersebut, yang diungkapkan melalui media pemerintah Korut, tampaknya tidak cukup canggih untuk menghasilkan citra beresolusi tinggi.

Exit mobile version