Dr. Noer Kasanah, seorang dosen Universitas Gadjah Mada (UGM), menjadi sorotan publik setelah curhatannya terkait dugaan hambatan dalam pengajuan jabatan guru besar viral di media sosial. Ia merasa proses kenaikan jabatan akademiknya terhalang tanpa alasan yang jelas, meskipun telah memenuhi seluruh persyaratan administratif dan akademik.
Dalam keterangannya, Noer menjelaskan bahwa ia telah mengajukan proses kenaikan jabatan menjadi guru besar melalui sistem informasi akademik UGM, Simaster, pada Januari 2023. Berdasarkan data di sistem tersebut, semua syarat dinyatakan terpenuhi. Namun, hingga kini, proses tersebut belum juga mendapatkan kejelasan.
“Syaratnya sudah lengkap, semuanya sesuai dengan yang diminta dalam sistem. Tapi entah kenapa pengajuan saya seakan diabaikan,” ungkap Noer.
Merasa tidak mendapatkan keadilan, Noer akhirnya memutuskan untuk membawa kasus ini ke Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Yogyakarta. Langkah ini ia ambil untuk memastikan hak-haknya sebagai dosen dipenuhi dan proses pengajuan jabatan guru besar dapat berjalan secara transparan.
LBH Siap Kawal Kasus
LBH Yogyakarta menyatakan akan mendampingi Noer dalam menyelesaikan persoalan ini. Mereka menilai kasus ini mencerminkan adanya potensi ketidakadilan dalam pengelolaan karier akademik di salah satu perguruan tinggi terkemuka di Indonesia.
“Kami memandang ini sebagai persoalan serius yang menyangkut transparansi dan akuntabilitas lembaga pendidikan. Hak-hak akademik seseorang tidak boleh dihambat tanpa alasan yang jelas,” ujar perwakilan LBH Yogyakarta.
Viral di Media Sosial
Curhatan Noer Kasanah langsung menarik perhatian netizen setelah ia mengungkapkan pengalamannya di media sosial. Banyak yang memberikan dukungan moral kepada Noer dan mendesak pihak UGM untuk segera memberikan klarifikasi terkait dugaan hambatan tersebut.
Netizen menilai, sebagai salah satu universitas terbaik di Indonesia, UGM seharusnya menjadi contoh dalam menjunjung tinggi prinsip keadilan dan profesionalisme, termasuk dalam proses kenaikan jabatan akademik.
UGM Masih Bungkam
Hingga berita ini diturunkan, pihak UGM belum memberikan tanggapan resmi terkait laporan Noer Kasanah maupun viralnya curhatan tersebut. Publik kini menunggu langkah konkret dari pihak universitas untuk menyelesaikan persoalan yang dinilai mencoreng reputasi dunia pendidikan.
Beberapa pengamat pendidikan menyebut, kasus ini dapat menjadi momentum untuk mengevaluasi sistem pengelolaan karier akademik di perguruan tinggi. Mereka berharap ada perbaikan dalam mekanisme yang lebih transparan dan akuntabel di masa depan.
