Setelah dirilis dalam format digital pada awal tahun 2024, Logamulia kini meluncurkan album Distorsi Narasi dalam format compact disc (CD) melalui label rekaman demajors. Album ini berisi sembilan lagu yang diciptakan melalui proses panjang dan intensif, dipengaruhi oleh kesibukan para personel dan pandemi yang melanda sejak awal 2020.
Logamulia, band metal yang terdiri dari Achmad Hafizullah (vokal), Pratama Putra Rahardjo (gitar, vokal latar), Abdul Aziz Turhan (bas, vokal latar), dan Alejandro Saksakame (drum, vokal latar), telah berjuang keras untuk menyelesaikan album perdana mereka. Meskipun menghadapi berbagai tantangan, termasuk kesibukan individu dan dampak pandemi, mereka tetap berkomitmen untuk menghasilkan karya yang berkualitas.
Album Distorsi Narasi berisi sembilan lagu yang mencerminkan karakteristik musik Logamulia yang keras dan agresif, namun tetap memiliki melodi yang mudah diingat. Lagu-lagu dalam album ini tidak hanya menampilkan kekuatan musik metal, tetapi juga menyampaikan pesan yang mendalam melalui lirik yang ditulis dengan cermat. Dua single sebelumnya, “Musuh Publik” dan “Sang Penghasut”, telah di-remix dan dimasukkan ke dalam album ini, menunjukkan evolusi musik mereka.
Album ini dirilis oleh demajors, sebuah label rekaman yang dikenal mendukung berbagai genre musik di Indonesia. CD album Distorsi Narasi kini tersedia di seluruh jaringan distribusi musik dan dapat diakses melalui website resmi demajors.com.
Setelah dirilis dalam format digital pada awal tahun 2024, album ini kini resmi hadir dalam format CD. Momen ini menjadi tonggak penting bagi Logamulia, terutama setelah mereka meraih dua penghargaan di AMI Awards 2024 untuk kategori Album Metal Terbaik dan Artis Solo/Grup/Kolaborasi Metal Terbaik.
Logamulia telah mendapatkan pengakuan di industri musik Indonesia sejak awal karier mereka. Dengan single pertama mereka, “Musuh Publik”, yang dinominasikan di AMI Awards untuk kategori Karya Produksi Metal/Hardcore Terbaik, band ini menunjukkan bahwa mereka memiliki potensi besar. Album Distorsi Narasi adalah hasil dari kerja keras dan dedikasi mereka untuk menciptakan musik yang tidak hanya menghibur, tetapi juga memberikan kritik sosial.
Proses pembuatan album ini melibatkan kolaborasi yang erat antara anggota band. Achmad “Apit” Hafizullah, sebagai vokalis, menunjukkan kemampuannya dalam menyeimbangkan vokal yang agresif dan melodius. Lirik yang ditulis bersama Abdul Aziz Turhan disampaikan dengan jelas, baik saat mengkritik otoritas di lagu “Anti Kritik” maupun saat mencibir warganet di “Hantam Amarah”.
Pratama Putra Rahardjo alias Ayi menampilkan keahliannya dalam menciptakan riff gitar yang catchy, yang membuat pendengar tidak bisa berhenti mengangguk. Sementara itu, Comi dan Alejandro “Ale” Saksakame membentuk ritme yang solid dan dinamis, hasil dari pengalaman bermain bersama selama belasan tahun di band-band sebelumnya seperti Payung Teduh dan Parade Hujan.
Kolaborasi dengan musisi lain, seperti Denny Nugroho dari Redsix yang menjadi vokalis tamu di lagu “Bias Cerita Prasangka”, dan Kharisma alias Karis, personel Deadsquad yang mengisi solo gitar di lagu yang sama, semakin memperkaya album ini. Semua unsur ini menjadikan Distorsi Narasi sebuah album yang berpotensi menempatkan Logamulia sebagai pemain yang patut diperhitungkan di dunia musik Indonesia.
Dengan semua pencapaian dan dedikasi yang telah ditunjukkan, Logamulia siap untuk mengguncang industri musik dengan album Distorsi Narasi. CD album ini kini dapat diperoleh di seluruh jaringan edar dan di website demajors.com, memberikan kesempatan bagi para penggemar metal untuk menikmati karya terbaru dari band yang menjanjikan ini.
Setelah dirilis dalam format digital pada awal tahun 2024, album Distorsi Narasi dari band metal Logamulia kini hadir dalam format compact disc (CD) yang dirilis oleh label rekaman demajors.
Album Distorsi Narasi berisi sembilan lagu yang ditempa dalam kurun waktu yang cukup lama. Selain butuh proses intensif untuk mematangkan musik mereka, kesibukan Achmad Hafizullah (vokal), Pratama Putra Rahardjo (gitar, vokal latar), Abdul Aziz Turhan (bas, vokal latar) dan Alejandro Saksakame (drum, vokal latar) serta terjadinya pandemi di awal 2020 turut menyumbang terhadap perjalanan panjang yang dilalui Logamulia untuk merampungkan album perdana mereka.
Walau demikian, Logamulia sudah mendapatkan apresiasi dari industri musik Indonesia sejak tahun-tahun awal kebersamaan mereka. “Musuh Publik”, single pertama Logamulia yang dirilis pada tahun 2019, menjadi nominasi di ajang penghargaan AMI Awards untuk kategori Karya Produksi Metal/Hardcore Terbaik. Prestasi serupa juga diraih oleh single “Sang Penghasut” yang dirilis setahun berikutnya dan masuk dalam kategori Karya Produksi Metal Terbaik di AMI Awards 2020.
Kedua lagu tersebut telah di-remix untuk disertakan di Distorsi Narasi, dan sekaligus menjadi cetak biru bagi musik Logamulia: keras dan agresif, namun juga mudah melekat di telinga tanpa menjadi pop. Sebagai band yang terpengaruh nama-nama beragam seperti Lamb of God, Slipknot, Mudvayne, Meshuggah dan Soulfly, para personel Logamulia paham bahwa musik cadas tak semata-mata berteriak menyalak sambil memainkan instrumennya secepat dan sebising mungkin.
Semua proses yang dilalui Logamulia dalam penggarapan album akhirnya terbayarkan sudah, ketika Distorsi Narasi berhasil menyabet penghargaan AMI Awards 2024 dalam dua kategori sekaligus, yaitu Album Metal Terbaik dan Artis Solo/Grup/Kolaborasi Metal Terbaik.
Berkat jam terbang yang dimiliki para anggota Logamulia secara kolektif, maka tak heran jika Distorsi Narasi merupakan karya yang dihasilkan sebuah band yang kuat dan percaya diri. Sebagai vokalis yang pernah memperkuat Purgatory, Achmad “Apit” Hafizullah tahu kapan harus menyalak dan kapan harus bernyanyi sehingga lirik yang ditulisnya bersama Abdul Aziz Turhan alias Comi terartikulasi dengan tegas agar pesannya dapat ditangkap dengan jelas, entah itu saat menghujat sosok otoriter di “Anti Kritik” maupun saat mencibir para warganet yang sok jagoan di “Hantam Amarah”.
Sementara itu Pratama Putra Rahardjo alias Ayi, sang alumnus Resistensi, menunjukkan kepiawaiannya dalam menghasilkan riff gitar yang membuat kepala mengangguk-angguk seperti di lagu “Bias Cerita Prasangka” dan “Meritokrasi”. Lalu ada Comi dan Alejandro “Ale” Saksakame sebagai departemen ritme yang solid dan dinamis hasil tempaan bermain bersama selama belasan tahun di Payung Teduh dan Parade Hujan, sebagaimana dapat disimak di “Seni Manipulasi” dan “Kontaminasi”.
Semua unsur di atas – ditambah bantuan teman-teman musisi seperti Denny Nugroho dari Redsix yang menjadi vokalis tamu di “Bias Cerita Prasangka” dan Kharisma alias Karis, personel Deadsquad yang mengisi solo gitar di lagu yang sama – menjadikan Distorsi Narasi sebuah album yang berpotensi menempatkan Logamulia sebagai pemain yang patut diperhitungkan di dunia musik Indonesia.
CD album Distorsi Narasi sudah bisa didapatkan melalui seluruh jaringan edar dan website demajors.com.