Launching Sinergi Program Desa Pangan Aman dan Program PMT (Pemberian Makanan Tambahan) Berbahan Pangan Lokal, dilaksanakan di Kampoeng Mataraman, Kalurahan Panggungharjo, Kapanewon Sewon, Bantul, pada Senin (14/10/2024).
Program pemberian makanan tambahan dan desa pangan aman yang diinisiasi oleh BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) sudah berlangsung lama, yakni sejak tahun 2014.
Yang bertujuan memberikan pembinaan serta pendampingan masyarakat agar mendapatkan bahan pangan yang aman dan sehat.
Baca Juga:Kecamatan Lowokwaru Kota Malang menggelar Gebyar Pemberdayaan Masyarakat
Hal tersebut diungkapkan Kepala BPOM, Taruna Ikrar, dalam sambutannya. Selanjutnya ia mengatakan bahwa terkait dengan gizi, saat ini ada tiga tantangan yang sedang dihadapi,
yaitu stunting, obesitas (termasuk sindrom metabolik), serta kekurangan gizi spesifik. Program Pemberian Makanan Tambahan ini diharapkan bisa menjadi solusi dari ketiga masalah tersebut.
“Semoga program ini bisa menjadi ujung tombak untuk mengantisipasi tiga persoalan yang tengah kita hadapi. Jika dilaksanakan secara tepat, dengan sinergi dan kolaborasi berbagai pihak, maka saya yakin permasalahan ini bisa kita atasi dengan baik sehingga bisa mewujudkan Indonesia emas, bonus demografi,” pungkas Taruna Ikrar.
Sementara, Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Budi Gunadi Sadikin, mengungkapkan beberapa tanda kekurangan gizi pada ibu hamil dan balita.
Beliau mengajak semua pihak untuk berkolaborasi menyelesaikan permasalah stunting yang merupakan penyakit gizi stadium akhir.
Terkait pemberian makanan tambahan dengan bahan pangan lokal, ia mengatakan bahwa program ini merupakan sinergi Kementerian Kesehatan dengan BPOM.
“Kita memiliki anggaran sebesar 1,9 triliun rupiah untuk mengatasi masalah gizi. Dulunya kita membuat biskuit sebagai makanan tambahan yang dikirim ke daerah. Namun saat ini kita memberdayakan ibu-ibu untuk memasakan makanan berbahan pangan lokal, karena sebenarnya makanan paling bagus adalah berbahan lokal. Dibantu oleh BPOM untuk menentukan standar gizi dan kebersihan makanan yang dihasilkan,” ungkap Budi Gunadi Sadikin.