Viral! Staf Perempuan Bersembunyi di Bawah Meja Camat Asemrowo, Ini Penjelasan Lengkapnya!
Kejadian mengejutkan terjadi di kantor Kecamatan Asemrowo, Kota Surabaya, ketika seorang staf perempuan terlihat bersembunyi di bawah meja kerja Camat Mohammad Khusnul Amin. Insiden ini menjadi viral setelah sekelompok orang mendatangi kantor untuk menemui Amin, namun tidak kunjung bertemu dan akhirnya menggeruduk ruangan.
Camat Asemrowo, Mohammad Khusnul Amin, menjelaskan bahwa peristiwa ini merupakan kesalahpahaman. Kejadian tersebut berlangsung pada Senin siang (6/1), saat pihak kecamatan melakukan penertiban bangunan liar (bangli) atas permintaan warga. Amin menjelaskan, mereka telah memberikan peringatan kepada pemilik bangli di beberapa lokasi, termasuk di bawah jembatan Dukuh Rukun Barat dan Tol Asemrowo.
Awalnya kami melakukan sosialisasi dan peringatan. Namun, saat kami melakukan peringatan di wilayah barat Tol Tambak Mayor, pemilik bangli protes dan mendatangi kantor kami dengan sekelompok orang yang diduga dari organisasi masyarakat,” ungkap Amin dalam konferensi pers pada Rabu (8/1).
Amin menambahkan, saat sekelompok orang tersebut datang, ia sedang dalam rapat menggunakan Zoom dan tidak dapat mengangkat telepon. Ketika mereka mulai menggedor pintu, stafnya, Devi, merasa panik dan bersembunyi di bawah meja.
PMI Kabupaten Probolinggo Salurkan 100 Kacamata Gratis untuk Siswa SD/MI
Devi, yang juga hadir dalam konferensi pers, menjelaskan bahwa ia dan rekannya, Alfian, sedang melakukan koordinasi menjelang rapat dengan Wali Kota. “Ketika mereka menggedor pintu, saya panik dan bersembunyi di bawah meja. Saya tidak pernah mengalami situasi seperti ini sebelumnya dan merasa trauma,” kata Devi.
Amin menegaskan bahwa tindakan sekelompok orang tersebut tidak sopan dan mengganggu proses kerja di kantornya. Ia juga berencana untuk melaporkan kejadian ini ke polisi atas tuduhan yang dialaminya, termasuk pelanggaran UU ITE.
Surabaya dan Jember Dominasi Lomba Drum Corps di FORDA II Jatim, Kota Malang Raih Medali
Kami akan melapor ke pihak berwajib karena tindakan mereka merugikan saya dan keluarga. Mungkin akan ada laporan ke Polda Jatim,” tutup Amin.
Insiden ini menyoroti pentingnya komunikasi yang baik antara masyarakat dan pihak kecamatan, serta perlunya penanganan yang lebih baik terhadap situasi yang dapat menimbulkan ketegangan.
