Prof. Drs. Sutiman Bambang Sumitro, SU., D.Sc, dosen Biologi Universitas Brawijaya (UB), menyampaikan bahwa Indonesia belum sepenuhnya menjadi negara industri yang sesungguhnya. Menurutnya, hubungan antara perguruan tinggi dan industri belum berjalan maksimal, yang berkontribusi pada tingginya angka pengangguran di kalangan lulusan perguruan tinggi.
Nadiem Hapus Kewajiban Ekstra Pramuka, Digantikan Pilihan Minat Siswa
“Industri sendiri kebanyakan adalah pemegang lisensi dari luar negeri. Ini artinya iklim untuk suatu jalinan kerja ini belum bagus,” kata Prof. Sutiman pada Minggu (5/1/2024). Ia menekankan bahwa permasalahan pengangguran tidak hanya terjadi di lulusan SD, SMP, atau SMA, tetapi juga di kalangan lulusan perguruan tinggi.
Harapan untuk Solusi
Prof. Sutiman berharap pemerintah Indonesia dapat memberikan solusi untuk masalah ini. Ia mencontohkan Tiongkok yang terus berupaya mengejar ketertinggalan dari Amerika Serikat dalam bersaing di industri pasar dunia. “Negara Cina itu mengejar Amerika dalam perkembangan teknologi dan sains terapan. Ini hanya bisa dilakukan jika ada hubungan kerja yang baik,” ujarnya.
Sebagai akademisi, Prof. Sutiman juga mengungkapkan tantangan yang dihadapinya, yaitu tidak semua produk riset yang telah dipatenkannya dapat diterapkan dalam industri. “Dipaten saja gitu, bahkan rasanya kayak dipateni (dimatikan). Karena itu menjadi tumpukan ide yang tidak terimplementasikan,” keluhnya.
Kesimpulan
Tingginya angka pengangguran di kalangan lulusan pendidikan tinggi menunjukkan perlunya perbaikan dalam hubungan antara perguruan tinggi dan industri di Indonesia. Diperlukan langkah-langkah konkret dari pemerintah dan pihak terkait untuk menciptakan iklim kerja yang lebih baik, sehingga lulusan perguruan tinggi dapat terserap dalam dunia kerja dan berkontribusi pada pembangunan ekonomi nasional.