Pada tanggal 6 Januari 2025, tepatnya pukul 10.58.02 WIB, Kawah Sileri di kompleks Gunung Dieng mengalami erupsi freatik yang signifikan. Semburan terjadi pada jarak kurang lebih 50 meter ke arah utara dan barat laut, 25 meter ke arah barat, dan 15 meter ke arah selatan.
Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid, menjelaskan bahwa erupsi ini terekam di seismograf digital dengan durasi sekitar 56,8 detik dan amplitudo maksimum 42,7 mm. “Visual asap erupsi putih tebal dengan tinggi sekitar 70 meter dari permukaan air kawah,” ungkapnya dalam keterangan resmi yang disampaikan pada hari yang sama.
Farhat Abbas: Penyerahan Donasi Rp1,3 Miliar ke Korban Bencana NTT Tidak Hormati Usaha Mensos
Erupsi ini terjadi kurang dari sebulan setelah erupsi freatik sebelumnya pada 18 Desember 2024, yang menghasilkan semburan lumpur hingga jarak 100 meter. Meski demikian, Wafid menegaskan bahwa tidak ada tanda-tanda peningkatan aktivitas vulkanik yang terdeteksi sebelum erupsi freatik ini. Kegempaan dan suhu air Kawah Sileri dalam tiga hari terakhir tetap dalam batas normal, berkisar antara 63 – 71,5 derajat Celsius.
Koordinasi dan Imbauan untuk Masyarakat
Pos Pengamatan Gunung Api Dieng telah berkoordinasi dengan BPBD, relawan, dan pengelola wisata setempat untuk mengimbau masyarakat agar tetap tenang. Wafid memastikan bahwa tidak perlu ada pengungsian akibat erupsi ini. “Tidak perlu ada pengungsian, dan tidak terpancing isu yang tidak jelas sumber beritanya,” tegasnya.
Gempa Dangkal Pacitan Hari Ini Magnitudo 4,2: Terasa Sampai Yogyakarta
Badan Geologi juga telah melakukan pengukuran konsentrasi gas di sekitar Kawah Sileri pasca-erupsi, dan hasilnya menunjukkan bahwa konsentrasi gas vulkanik masih dalam ambang normal. Asap kawah terlihat putih tipis dengan tinggi sekitar 20-40 meter dari permukaan air kawah, tanpa adanya aktivitas kegempaan vulkanik yang signifikan.
Waspada Terhadap Potensi Erupsi
Wafid mengingatkan bahwa meskipun aktivitas Gunung Dieng saat ini bersifat fluktuatif, masyarakat perlu tetap waspada terhadap potensi erupsi freatik yang dapat terjadi secara tiba-tiba. Ia juga menekankan pentingnya kewaspadaan di kawah-kawah lain di kompleks Gunung Dieng, seperti Kawah Siglagah, Kawah Pagerkandang, dan Kawah Candradimuka.
Badan Geologi mempertahankan status aktivitas Gunung Dieng pada Level II atau Waspada. Masyarakat dan pengunjung diimbau untuk tidak memasuki area radius 500 meter dari pusat Kawah Sileri dan tidak bermalam di sekitar kawah. Selain itu, mereka juga diminta untuk mewaspadai potensi ancaman gas CO2 beracun saat melakukan penggalian tanah.
Kesimpulan
Dengan catatan bahwa erupsi freatik relatif sering terjadi di Kawah Sileri dan kawah-kawah lainnya di kompleks Gunung Dieng, masyarakat diharapkan tetap waspada dan mengikuti imbauan dari Badan Geologi. Keamanan dan keselamatan adalah prioritas utama dalam menghadapi potensi bahaya yang mungkin timbul dari aktivitas vulkanik ini.