Wartajatim.co.id, 13 Juni 2023 – Lebih dari 2.000 sapi dan kerbau telah dievakuasi oleh pihak berwenang Filipina dari gunung berapi Mayon yang mulai erupsi.
Menurut pejabat Filipina pada Ahad (11/6/2023), tindakan ini diambil dengan tujuan meminimalkan potensi kerugian jika terjadi letusan besar.
“Bukan hanya manusia yang harus dibawa ke tempat yang aman, tetapi juga hewan ternak mereka,” ujar dokter hewan, Manny Victorino yang berada di provinsi Albay.
Pihak berwenang menggiring hewan ternak keluar dari komunitas pedesaan dalam radius enam kilometer dari kawah gunung berapi di timur laut provinsi Albay ke 25 area penggembalaan sementara.
Mereka mengikuti lebih dari 12.600 penduduk desa yang telah pindah ke tempat penampungan darurat sejak pekan lalu.
Menurut Victorino, langkah-langkah diambil oleh pihak berwenang untuk mencegah dampak ekonomi yang lebih parah jika terjadi letusan gunung berapi.
Evakuasi hewan ternak dilakukan sebelum terjadinya letusan Mayon seperti yang pernah terjadi di masa lalu. Victorino menyatakan bahwa Filipina dan Indonesia, yang juga rentan terhadap gempa, telah membandingkan dan berbagi teknik dalam hal ini.
Evakuasi ternak tersebut menggarisbawahi dilema pemerintah dalam menghadapi ancaman yang berasal dari sekitar dua lusin gunung berapi aktif yang dipimpin oleh Mayon.
Filipina juga menghadapi sekitar 20 topan dan badai setiap tahun, menjadikan negara Asia Tenggara ini salah satu yang paling rawan bencana di dunia.
Gunung berapi Mayon telah mulai memuntahkan gas yang sangat panas dan hujan abu yang lebat, menandakan kemungkinan terjadinya letusan besar dalam beberapa hari atau pekan mendatang.
Ribuan warga masih mungkin harus dipindahkan ke tempat penampungan, yang biasanya merupakan sekolah dan bangunan umum lainnya.
Pada Jumat (9/6/2023), Albay ditempatkan di bawah keadaan bencana. Pada tahun 1814, letusan Mayon menyebabkan seluruh desa terkubur dan dilaporkan menewaskan lebih dari 1.000 orang.
Dalam laporan dari Associated Press, disebutkan bahwa lava mulai mengalir dari Gunung Mayon yang terletak di Provinsi Albay, sekitar 317 km dari Ibu Kota Manila, pada malam hari Minggu (11/6) waktu setempat.
Beberapa hari sebelumnya, status Gunung Mayon telah ditingkatkan menjadi level siaga tiga dengan menggunakan sistem lima langkah oleh Direktur Institut Vulkanologi dan Seismologi Filipina, Teresito Bacolcol, pada hari Kamis (8/6).
Hal ini menunjukkan bahwa gunung berapi tersebut sedang dalam keadaan sangat aktif dan dapat terjadi letusan berbahaya dalam beberapa minggu atau bahkan dalam beberapa hari.