Berita  

Kakek Miliarder Yin Mingshan Pilih Tinggal di Panti Jompo untuk Hindari Menjadi Beban Keluarga

Yin Mingshan, miliarder asal Tiongkok dan pendiri Lifan Group, memilih tinggal di panti jompo di usia 85 tahun untuk menghindari merepotkan anak dan cucunya. Kisah inspiratifnya viral di media sosial

Gambar menunjukkan Yin Mingshan, seorang kakek berusia 85 tahun
Gambar menunjukkan Yin Mingshan, seorang kakek berusia 85 tahun
Banner 2

Yin Mingshan, seorang miliarder berusia 85 tahun yang termasuk dalam daftar 50 orang terkaya di Tiongkok, kini viral di media sosial setelah memilih untuk tinggal di panti jompo. Dikenal sebagai pendiri Lifan Group, produsen mobil dan sepeda motor terkemuka, Yin mengungkapkan keputusannya untuk tidak merepotkan anak dan cucunya.

Dilahirkan dalam keluarga kaya, Yin mengalami masa sulit setelah kematian ayahnya. Ia dikenal sebagai jenius matematika di sekolah, namun hidupnya berubah drastis ketika ia dipenjara selama hampir 20 tahun karena pandangannya yang dianggap tidak sesuai dengan zamannya. Selama di penjara, ia memanfaatkan waktu untuk belajar ekonomi dan bahasa Inggris.

Setelah dibebaskan pada usia 41 tahun, Yin memulai karier baru sebagai penerjemah dan kemudian mengajar bahasa Inggris. Pada usia 54 tahun, ia mendirikan Lifan Group dengan modal awal 200.000 yuan (sekitar Rp 443 juta) dan berhasil mengubah perusahaan tersebut menjadi salah satu raksasa bisnis di Chongqing.

Meskipun terdaftar sebagai salah satu orang terkaya di Tiongkok oleh Forbes pada 2010, Lifan mengalami kesulitan dan akhirnya mengajukan pailit pada 2020. Meskipun demikian, Yin Mingshan tetap memiliki kondisi keuangan yang stabil dan menjalani masa tuanya dengan nyaman.

Ketika putranya menawarkan untuk merawatnya setelah ia jatuh sakit, Yin menolak dan memilih tinggal di panti jompo. “Saya tidak ingin menjadi beban bagi anak-anak saya,” ujarnya. Ia percaya bahwa anak-anak seharusnya tidak dibebani dengan tanggung jawab merawat orang tua mereka.

Di panti jompo, Yin menghabiskan waktu dengan membaca, bermain piano—yang merupakan impian masa kecilnya—dan berjalan kaki untuk berolahraga. Keputusan Yin untuk tinggal di panti jompo mendapat dukungan banyak pihak, menjadikannya contoh inspiratif bagi banyak orang.