Kematian Nahel Merzouk: Memicu Kerusuhan di Prancis

Sosok Nahel Merzouk (17).
Sosok Nahel Merzouk (17).
Banner 2

Wartajatim.co.id, 04 Juli 2023 – Dipicu kematian seorang remaja bernama Nahel Merzouk oleh polisi, kerusuhan di Prancis terjadi. Protes keras dilakukan selama berhari-hari di seluruh negeri.

Nahel Merzouk, yang berusia 17 tahun dan merupakan anak keturunan Aljazair dan Maroko, ditembak oleh seorang petugas polisi saat sedang mengemudi mobil pada hari Selasa pekan lalu di Nanterre, di pinggiran Paris.

Menurut surat kabar Prancis Le Parisien, ibu Mounia tinggal bersama korban di lingkungan Vieux-Pont di Nanterre, sekitar 15 km dari pusat kota Paris. Pada 2021, kursus kelistrikan di lycee Louis Bleriot di dekat Suresnes telah diikuti olehnya.

Korban juga menjadi anggota klub rugby Pirates of Nanterre dan terlibat dalam program integrasi untuk remaja yang memiliki masalah di sekolah. Program ini dijalankan oleh sebuah asosiasi bernama Ovale Citoyen.

Presiden Ovale Citoyen, Jeff Puech, yang dikutip oleh France24, mengatakan bahwa remaja tersebut “ingin berhasil” dan telah putus sekolah. Namun, ia bukanlah seorang bandit.

Tergabung di klub rugby juga menjadi bagian dari Nahel Merzouk. Dalam unggahan di Facebook, penghormatan diberikan kepada Nahel Merzouk oleh klub Rugby awal pekan ini. Unggahan di Facebook tersebut berisi tulisan, “The Pirates of Nanterre adalah sebuah keluarga dan kami berduka atas saudara kami. Beristirahatlah dalam damai Nahel”.

Pada awal pekan ini, kepada televisi France 5, ibu Nahel Merzouk yang diidentifikasi sebagai Mounia M, mengatakan bahwa dia marah pada petugas. “Dia melihat seorang anak kecil berpenampilan Arab, dia ingin mengambil nyawanya,” kata Mounia.

“Seorang petugas polisi tidak boleh menembaki anak-anak kita, mengambil nyawa anak-anak kita,” ujar Mounia.

Penggemar rapper Marseille Jul, Nahel Merzouk, muncul di salah satu video musik untuk lagu bernama Ragnar, yang diposting di YouTube pada bulan Mei. Ia juga terlihat sebentar di samping rapper dalam musik video.

Baca Juga  Mickey Mouse Melejit ke Dunia Horor Setelah Hak Cipta Berakhir

Keluhan dari komunitas perkotaan yang miskin dari ras campuran, tentang kekerasan dan rasisme polisi, dipicu oleh penembakan remaja tersebut yang terekam dalam video. Adanya rasisme sistemik di lembaga penegak hukum di negara tersebut telah dibantah oleh Presiden Prancis Emmanuel Macron.

Video yang dirilis di media sosial oleh seorang penumpang mengatakan ingin menegakkan kebenaran, karena banyak kebohongan di media sosial. Saat pemakaman Nahel berlangsung pada hari Sabtu, masjid agung Nanterre memasuki beberapa ratus orang yang berbaris. Masjid itu dijaga oleh para sukarelawan dengan rompi kuning, sementara dari seberang jalan, beberapa lusin orang menjadi penonton.

Penyelidikan formal atas kasus pembunuhan Nahel Merzouk telah dilakukan terhadap petugas yang melakukan penembakan. Mereka saat ini ditahan di penjara. Di bawah sistem hukum Prancis, pelaku ditempatkan di bawah penyelidikan formal yang sama dengan yang dituntut di Inggris.

Banner Artikel - Manisnya Bisnis Kebersihan