WARTAJATIM.co.id, 9 Mei 2023 – Pada akhir transaksi Senin (Selasa pagi WIB), terjadi kenaikan harga emas dalam perdagangan teknikal. Hal ini terjadi setelah sebelumnya mengalami penurunan yang cukup tajam di sesi sebelumnya.
Kenaikan harga emas ini terjadi ketika investor menunggu data inflasi yang akan dirilis akhir pekan ini. Sekaligus sebagai petunjuk tentang arah suku bunga Federal Reserve.
Kenaikan harga emas menjadikan kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Juni di divisi Comex New York Exchange mengalami kenaikan sebesar 8,40 dolar AS atau 0,41 persen dan ditutup pada level 2.033,20 dolar AS per ons.
Pada sesi tersebut, harga emas sempat mencapai level tertinggi sebesar 2.037,10 dolar AS dan terendah di 2.022,00 dolar AS.
Pada Jumat (5/5/2023), harga emas berjangka anjlok sebesar 30,90 dolar AS atau 1,50 persen menjadi 2.024,80 dolar AS setelah sebelumnya melonjak sebesar 18,70 dolar AS atau 0,68 persen menjadi 2.037,00 dolar AS pada Rabu (3/5/2023).
“Pasar benar-benar hanya mendiskon setelah laporan gaji Jumat lalu” Menurut Daniel Ghali, seorang ahli strategi komoditas di TD Securities. Harga emas turun akibat adanya aksi jual, demikian yang dilaporkan oleh Reuters. Harga emas turun hingga hampir tiga persen di bawah level rekor yang dicapai minggu lalu sebelum dirilisnya data terbaru.
Data menunjukkan adanya percepatan pertumbuhan pekerjaan di AS pada bulan April, yang menunjukkan kekuatan pasar tenaga kerja yang persisten.
Namun, Ghali menambahkan bahwa prospek resesi kemungkinan akan membuat pasar memperkirakan penurunan suku bunga Fed di masa depan.
Hal ini seharusnya akan mendorong “pedagang bebas untuk menggunakan modal mereka dalam bentuk emas.” Emas, yang tidak memberikan imbal hasil, semakin menarik bagi investor ketika suku bunga turun dan mengurangi persaingan dari aset lainnya.
Kenaikan harga emas
Presiden Federal Reserve Bank Chicago, Austan Goolsbee, dalam sebuah wawancara eksklusif dengan Yahoo Finance pada Senin (8/5/2023), mengeluarkan peringatan bahwa pengetatan kredit sedang terjadi dan memicu kemungkinan resesi.
Menanggapi hal ini, kepala analis pasar di Exinity, Han Tan, mengatakan bahwa jika kesengsaraan di antara bank-bank regional terus meningkat, maka investor akan mengarahkan investasinya ke aset safe-haven.
Sementara itu, Departemen Perdagangan AS pada hari yang sama merevisi persediaan grosir AS pada Maret. Serta menunjukkan tidak ada perubahan dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Namun, logam mulia perak untuk pengiriman Juli turun 0,37 persen menjadi 25,834 dolar AS per ounce. Sementara platinum untuk pengiriman Juli naik 1,82 persen menjadi 1.087,70 dolar AS per ounce.