Rendra Masdrajad Safaat
Malang  

Pakar University of Auckland Dr. Hee-seung Lee Uraikan Transformasi Tren Drakor Pada Mahasiswa HI UMM

Pakar University of Auckland Dr. Hee-seung Lee Uraikan Transformasi Tren Drakor Pada Mahasiswa HI UMM
Pakar University of Auckland Dr. Hee-seung Lee Uraikan Transformasi Tren Drakor Pada Mahasiswa HI UMM

Serial drama Korea telah mengalami lonjakan popularitas yang luar biasa dalam beberapa tahun terakhir. Dengan cerita yang menarik, akting yang memukau, dan produksi berkualitas tinggi, serial-serial ini telah melampaui batas negara dan menarik penonton dari seluruh dunia. Keaslian budaya Korea dan sentuhan modern yang dipadukan dengan cara yang unik telah membuat penikmat drama barat pun tertarik untuk menikmatinya.

Demikian pengantar yang disampaikan oleh Dr. Hee-seung Lee, seorang pakar kebudayaan Asia dari University of Auckland, dalam kelas Kajian Kawasan Program Studi Hubungan Internasional (HI) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Kelas ini merupakan hasil kerjasama Prodi HI UMM dengan University of Auckland’s Strategic Research Institute (SRI) for Korean Studies yang turut didukung oleh Kementerian Pendidikan Republik Korea.

Internship Warta Jatim

Dalam kelas yang bertajuk “K-Drama on Global Platforms”, Dr. Irene mengungkapkan tren yang menjadi ciri khas serial drama Korea dalam era globalisasi dan modernisasi. Dr. Irene mengungkapkan bahwa terdapat dua kategori tren dalam alur perjalanan serial drama Korea, yaitu conservative dan progressive.

“Di skema konservatif, skenario dibuat untuk menggambarkan kehidupan antara ‘si kaya’ dan ‘si miskin’. Aliran ini juga melihat bahwa pernikahan merupakan klimaks serial drama. Sementara itu, skema progresif melihat adanya sexual liberation dan individualisme dalam mengejar kebahagiaan hidup,” urai Dr. Irene.

Kedua tren yang dijabarkan Dr. Irene mencerminkan dinamika yang terjadi dalam masyarakat Korea yang tengah mengalami transformasi sosial yang cepat. Di satu sisi, ada upaya untuk mempertahankan nilai-nilai tradisional seperti hierarki, peran gender, dan lembaga pernikahan. Di sisi lain, terdapat gerakan yang mendorong kebebasan individu, kesetaraan gender, dan pandangan baru mengenai kebahagiaan.

Meski keduanya hadir berdampingan, Dr. Irene melihat tren progresif semakin mendominasi dengan meningkatnya kesadaran akan kesetaraan dan kebebasan individu, terutama di kalangan anak muda Korea. Hal ini turut mendongkrak minat penonton global yang seiring dengan nilai-nilai tersebut.

Baca Juga  Bawaslu Kabupaten Malang Buka 7761 Posisi Pengawas TPS: Apa Saja Syaratnya?

“Drama Korea memang kerap mengusung kontroversi dan kritik sosial dengan cara yang menghibur. Inilah yang menjadikannya diminati secara luas di berbagai belahan dunia,” pungkas Dr. Irene menutup paparannya. (fal/han)

Media Partner Warta Jatim