Malang, 16 Maret 2024 – Rencana pembangunan Tol Malang-Kepanjen semakin menarik perhatian dengan adanya kabar terbaru bahwa rutenya akan dihubungkan dengan Jalur Lingkar Selatan (JLS). Langkah ini dipandang sebagai upaya pemerintah untuk meningkatkan konektivitas dan mobilitas antarwilayah di wilayah Malang. Pernyataan ini disampaikan oleh Wakil Bupati Malang, Didik Gatot Subroto, dalam sebuah konferensi pers bersama awak media.
“Rencana pembangunan Jalan Tol Malang-Kepanjen, sampai saat ini kita sedang berproses. Karena itu juga merupakan proyek dari pemerintah pusat. Kami di Pemkab Malang ini tentunya mendorong terus. Karena memang janjinya Pak Presiden Jokowi waktu itu, bagaimana agar Tol Malang-Kepanjen ini di tahun 2025 akan direalisasikan,” ujar Didik, Rabu (15/11/2023).
baca juga: Progres Renovasi Stadion Kanjuruhan – Harapan Baru Bagi Kabupaten Malang
Sebelumnya, diketahui bahwa Kementerian PUPR RI sempat mempertimbangkan rute jalan Tol Malang-Kepanjen dari Cemorokandang ke Tajinan, kemudian mengarah ke Kepanjen. Selain itu, rute alternatif dari Cemorokandang, melalui Gadang, dan kemudian ke Pakisaji, juga sempat dipertimbangkan.
Merespon hal tersebut, Didik menegaskan bahwa dalam perkembangannya saat ini, trase tol bernilai Rp 15 miliar tersebut, akan mengarah ke timur, terhubung dengan jalur lintas selatan. “Informasinya agak muter ke timur. Jadi nanti sampai Kecamatan Pagelaran, baru muter ke barat, sehingga exit tol nanti masuk. Nah dengan demikian harapan kita bisa mendekatkan wilayah pantai yang kita miliki,” sambung Didik.
Disinggung mengenai apakah rute Tol Malang-Kepanjen akan melewati kawasan Gadang, Kota Malang terlebih dahulu atau langsung ditembuskan melalui Kecamatan Tajinan, Kabupaten Malang, Didik mengaku tidak mengetahui secara pasti terkait hal itu.
“Kurang tahu itu (lewat Kota Malang terlebih dahulu), yang jelas itu nanti akan geser ke arah timur, nanti exit tolnya Insya Allah di Pagelaran,” pungkas Didik.
Langkah untuk mengintegrasikan rute Tol Malang-Kepanjen dengan JLS merupakan bagian dari strategi yang komprehensif dalam pengembangan infrastruktur jalan tol di wilayah tersebut. “Dengan menghubungkan tol ini ke Jalur Lingkar Selatan, kami berharap dapat memberikan alternatif perjalanan yang lebih baik bagi warga dan pengguna jalan lainnya,” ujarnya.
Dalam pengembangan infrastruktur, terutama jalan tol, pemerintah memiliki tujuan yang lebih luas selain hanya mengurai kemacetan. “Kami juga ingin membuka aksesibilitas ke destinasi wisata dan memperluas peluang ekonomi di wilayah Malang,” tambah Didik.
Menanggapi rencana ini, beberapa narasumber dari kalangan masyarakat juga memberikan tanggapannya. Salah satunya adalah Budi Santoso, seorang pengusaha lokal yang berharap bahwa pengembangan infrastruktur ini akan membawa dampak positif bagi pertumbuhan bisnisnya. “Dengan adanya tol yang terhubung ke Jalur Lingkar Selatan, saya berharap akan ada peningkatan jumlah wisatawan yang berkunjung ke wilayah kami,” ungkapnya.
Namun, sementara rencana ini menjanjikan banyak manfaat, masih ada tantangan yang harus diatasi. “Kami perlu memastikan bahwa proses pembebasan lahan dan mitigasi dampak lingkungan serta sosial berjalan dengan lancar,” kata Didik.
Meskipun demikian, rencana untuk menghubungkan Tol Malang-Kepanjen dengan Jalur Lingkar Selatan merupakan langkah maju dalam upaya pemerintah untuk meningkatkan infrastruktur dan konektivitas wilayah. Diharapkan bahwa proyek ini akan memberikan manfaat yang signifikan bagi masyarakat Malang secara keseluruhan.