Siswi Kelas 2 SD Ditusuk Hingga Buta: Ayahnya Dapat Intimidasi Dari Camat

Kisah pilu seorang siswi kelas 2 SD, SA (8) dari Kabupaten Gresik, Jawa Timur, telah mengguncang hati banyak orang. Pada awal Agustus lalu, SA  mengalami nasib tragis hingga matanya buta akibat dicolok tusuk bakso oleh kakak kelasnya. 

Kejadian ini memicu reaksi keras dari masyarakat dan polisi, serta menimbulkan pertanyaan tentang peran sekolah dalam menjaga keamanan siswa.

Dilansir dari Tribunnews.com, ayah korban, Samsul Arif (36), diduga menghadapi tekanan yang tidak adil berupa intimidasi dari Camat Menganti, Hendriawan Susilo. Hal tersebut disampaikan oleh kuasa hukum keluarga korban, Abdul Malik.

Abdul Malik mengatakan, “Ada intimidasi yang dilakukan oleh seseorang. Kemarin camat menemui klien kami, disuruh buat pernyataan bahwa berita ini berita hoaks.” 

Ayah korban diminta untuk meminta maaf karena telah membuat kegaduhan. Kliennya juga diminta untuk mencabut laporan terkait kejadian yang dialami SAH. Ancaman lebih lanjut adalah kemungkinan pemecatan jika tidak mencabut laporan tersebut.

Kronologi Kejadian 

Semua dimulai ketika pelaku tiba-tiba menarik siswi kelas 2 SD yaitu SA, ke sebuah tempat di sekolah. Pelaku meminta uang kepada korban, namun kesal karena tidak diberi uang, pelaku tiba-tiba mencolok mata kanan SA. 

Akibat kejadian ini, SA mengalami kebutaan pada mata sebelah kanan. Kejadian mengerikan ini menjadi viral di media sosial, memicu kemarahan dan kekhawatiran luas. 

Masyarakat menuntut keadilan untuk SA dan pertanggungjawaban atas tindakan brutal pelaku.

Sementara itu, wartawan yang mencoba mendapatkan klarifikasi dari pihak sekolah tidak mendapatkan jawaban yang memadai. 

Ummi Latifah, kepala sekolah SD tersebut, mengatakan bahwa pihaknya memiliki hak untuk diam. Namun, ini menimbulkan kecurigaan bahwa pihak sekolah mungkin mencoba menutup-nutupi kejadian ini.

Ayah korban menduga adanya upaya untuk menutup-nutupi kejadian ini dari pihak sekolah. Ia mengatakan, “Ada upaya menutup-nutupi, jadi kedepan saya minta pertanggungjawaban dari pihak sekolah.”

baca juga: Menjaga Bumi dan Generasi Bersama Kepoin di Festival Mbois 8 MCC Malang

Penyelidikan Polisi

Polisi segera memulai penyelidikan kasus ini setelah menjadi viral di media sosial. Mereka memeriksa ratusan teman korban dengan didampingi orang tua di salah satu balai desa Gresik. 

Polisi berusaha mencari tahu lebih banyak tentang kejadian perundungan yang mereka ketahui. Sebelumnya, Polres Gresik telah memeriksa 12 saksi yang terdiri dari kepala sekolah, guru, dan penjaga sekolah.

Polres Gresik juga masih menunggu hasil rekaman dari enam CCTV untuk melihat bagaimana kronologi peristiwa perundungan ini terjadi. Rekaman-rekaman ini akan membantu polisi dalam memahami lebih baik apa yang terjadi pada hari itu.

Peristiwa ini tidak hanya menimbulkan pertanyaan tentang keamanan siswa di sekolah, tetapi juga menggarisbawahi pentingnya transparansi dan pertanggungjawaban pihak sekolah dalam menghadapi situasi serius seperti ini.