WARTAJATIM.co.id, 16 Mei 2023 – Warga RW 08 Kelurahan Tlogomas Kota Malang mencurigai bahwa dua hotel di wilayah tersebut digunakan sebagai tempat prostitusi online.
Mereka menekankan pentingnya menutup keberadaan hotel-hotel tersebut.
Protes dilakukan dengan memasang poster atau spanduk di sekitar hotel. Isi poster tersebut menyatakan.
“Warga RW 8 & Jamaah Masjid Menolak Kegiatan Prostitusi di Wilayah RW 8 Serta Menuntut Penutupan Operasional RedDoorz & Smart Hotel Tlogomas.”
Ibnu Syamsul Huda, perwakilan warga setempat, mengungkapkan bahwa warga terganggu.
Akibat dugaan praktik prostitusi yang terjadi di RedDoorz dan Smart Hotel Tlogomas, sehingga mereka sepakat untuk melakukan protes.
“Ibnu menyatakan bahwa kami sudah mengetahui kegiatan prostitusi yang diduga telah berlangsung sejak lama. Hal ini dikarenakan banyaknya perempuan yang sering berada di sekitar hotel tersebut selama hampir 24 jam, mengenakan pakaian minim bahkan bertato,” ujarnya.
Menurut Ibnu, situasi mencapai puncak ketika warga melihat seorang perempuan mengejar seorang pria yang melarikan diri dari hotel karena diduga belum membayar jasa prostitusi pada tanggal 9 Mei 2023.
Masyarakat kemudian melaporkan hal ini kepada kelurahan setempat dan dilakukan mediasi dengan pihak hotel.
“Kami memasang spanduk protes untuk menarik perhatian bahwa kami sangat serius dalam hal ini. Ini merupakan masalah lingkungan. Kami ingin mewariskan lingkungan yang sehat bagi anak-anak kami,” ungkapnya.
Di sisi lain, Jemmy, perwakilan manajemen hotel Smart Tlogomas, membantah dugaan adanya praktik prostitusi tersebut.
Pihaknya mengaku terkena dampak insiden wanita mengejar pria yang kabur karena tidak membayar layanan prostitusi.
Pria tersebut ditangkap saat melarikan diri dari hotel RedDoorz, bukan Smart Tlogomas.
“Titik puncak masalah terjadi di RedDoorz, bukan di Smart Tlogomas. Saya tidak mengerti mengapa spanduk penolakan juga mencantumkan nama Smart Tlogomas,” ungkapnya pada Senin (15/5/2023).
“Kalau memang ada bukti, tolong tunjukkan. Namun, bukti tersebut ditemukan di RedDoorz. Insiden ini membuat dugaan prostitusi juga melibatkan tempat kami,” lanjutnya.
Saat ini, pihak hotel Smart Tlogomas terus berupaya melakukan klarifikasi untuk membantah dugaan praktik prostitusi.
“Kami sedang mengumpulkan bukti-bukti untuk menjelaskan kepada kelurahan dan masyarakat bahwa kami berbeda dengan RedDoorz,” jelasnya.
“Kami berkomitmen untuk menjaga kebersihan. Jika memang terbukti (adanya prostitusi), laporkan kepada kami. Namun, masalahnya, barang bukti berada di tempat lain, tapi kami juga terkena dampaknya bahkan diminta untuk ditutup,” tambahnya.
Sementara pihak RedDoorz belum dapat dimintai pernyataan mengenai dugaan praktik prostitusi tersebut dengan alasan bahwa manajemen tidak berada di lokasi.
Hal ini disampaikan oleh pihak keamanan dan staf hotel setempat.