CEO Alphabet dan Google, Sundar Pichai, menyebut tahun 2025 sebagai tahun yang sangat “kritis” bagi perusahaan teknologi raksasa tersebut. Pichai mengungkapkan kekhawatirannya dalam pesan internal kepada karyawan, di mana ia menyoroti tantangan kompetisi yang semakin ketat dan masalah regulasi yang mengintai Google.
Teknologi Blockchain dan Ekonomi: Peluang dan Tantangan Baru
Salah satu kekhawatiran utama Pichai adalah kasus hukum yang tengah dihadapi Google terkait dugaan monopoli pasar pencarian. Pada Agustus 2024, hakim federal AS, Amit Mehta, memutuskan bahwa Google secara ilegal memonopoli pasar pencarian. Sebagai bagian dari proses hukum, Departemen Kehakiman AS (DoJ) menyarankan agar hakim mendesak Google untuk menjual peramban Chrome, yang menjadi produk utama perusahaan. Keputusan ini berpotensi mengancam pendapatan Google, mengingat Chrome menguasai lebih dari 66% pasar browser dunia.
Pichai juga menyoroti persaingan baru yang muncul dari perkembangan teknologi kecerdasan buatan (AI). AI generatif seperti ChatGPT dari OpenAI memberikan cara baru bagi pengguna untuk mengakses informasi, yang berpotensi mengurangi ketergantungan pada mesin pencari seperti Google Search. Untuk menghadapi tantangan ini, Google mengembangkan aplikasi AI terbaru, Gemini, yang diharapkan menjadi fokus utama perusahaan di tahun 2025.
Pengertian Transaksi dalam Bisnis: Pentingnya, Faktor, dan Peran Teknologi
“Gemini memiliki momentum yang kuat, terutama dalam beberapa bulan terakhir. Kami akan fokus untuk meningkatkan Gemini bagi konsumen tahun depan,” kata Pichai.
Namun, selain ancaman persaingan AI, Google juga terancam kehilangan sebagian besar pendapatannya jika Chrome benar-benar harus dijual. Bisnis iklan Google, yang sebagian besar bergantung pada produk-produk seperti Chrome, menyumbang sekitar 65,9 miliar dolar AS pada kuartal III-2024, dan penurunan pendapatan dari browser ini dapat berdampak besar pada keuangan perusahaan.
Google menghadapi berbagai tantangan besar di 2025, mulai dari regulasi yang ketat hingga persaingan teknologi yang semakin ketat. Meskipun demikian, Pichai tetap optimis bahwa perusahaan dapat mengatasi tantangan ini dengan terus berinovasi, terutama dalam pengembangan AI.