WartaJatim.co.id, 26 Mei 2023 – Kurnia Lesani Adnan, Ketua Umum Ikatan Pengusaha Otobus Muda Indonesia (IPOMI), menganalisis penyebab kecelakaan bus yang terjun ke jurang di Guci, Tegal, Jawa Tengah pada tanggal 7 Mei 2023. Lesani mengamati bahwa handbrake atau rem tangan bus pariwisata itu sempat lepas.
Namun, pernyataan Lesani tersebut bertentangan dengan hasil investigasi yang telah dilakukan oleh Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT). Menurut KNKT, rem tangan bus yang terjun ke sungai tersebut dalam keadaan aktif, dan roda bus dikunci.
Ahmad Wildan, Senior Investigator yang juga Plt. Kepala Subkomite Investigasi Lalu Lintas Angkutan Jalan KNKT, menjelaskan bahwa tim penguji menemukan bahwa posisi roda bus mengunci. Ketika kendaraan diangkat, roda belakang tidak berputar.
Bus Hino RK 260 tersebut menggunakan sistem rem udara penuh, sehingga ketika dua sumbu rem tangan ditarik, roda belakang seharusnya mengunci. Dan ketika diangkat, roda belakang memang mengunci.
Wildan juga menjelaskan bahwa bus bisa meluncur deras dan masuk jurang karena teori energi potensial, di mana bus dapat bergerak dengan roda yang mengunci karena posisi bus berada di jalan yang miring dan membawa beban penumpang yang berat.
Lesani, sebagai pelaku utama yang berpengalaman di industri transportasi bus, menanggapi hasil investigasi tersebut dengan analisisnya sendiri. Menurut Lesani, jika dilihat dari potongan video yang merekam kejadian bus masuk ke jurang, roda bus tersebut jelas berputar.
Lesani juga menyatakan bahwa kemiringan tempat parkir tidak securam seperti yang dihitung berdasarkan energi potensial. Energi potensial muncul saat bus berada dalam posisi miring, artinya bus sudah bergerak dari lokasi parkir.
Lesani juga berani mengatakan bahwa rem tangan bus sempat dinonaktifkan, kemudian diaktifkan kembali, tanpa memperhatikan apakah ada seseorang di dalam bus yang melakukan hal tersebut. Menurutnya, bus tersebut mungkin kehilangan rem tangan, kemudian meluncur, dan mungkin karena gugup atau alasan lain, rem tangan ditarik lagi. Oleh karena itu, saat bus jatuh ke bawah, rem tangan terkunci.
Lesani juga menyayangkan investigasi peristiwa tersebut yang terkesan setengah-setengah, karena tidak ada kesaksian atau keterangan dari para penumpang di dalam bus tersebut. Ia juga merasa bahwa tidak ada klarifikasi atau analisis mengenai kerusakan pada teromol belakang, yang seharusnya terjadi jika rem terkunci dengan momen energi potensial.
Lesani menekankan bahwa ia tidak berusaha membela atau menuduh siapa pun. Berdasarkan video yang ada, ia yakin rem tangan dilepas sehingga bus bergerak. Namun, apakah ada orang yang melepaskan rem tersebut atau tidak, hanya orang-orang di dalam bus yang tahu. Hingga saat ini, korban di dalam bus tidak memberikan keterangan apapun.