WartaJatim.co.id, 9 Juni 2023 – Kisah sukses Preston Mutanga, seorang bocah berusia 14 tahun yang berhasil direkrut sebagai animator Spiderman dalam film “Across the Spider-Verse” menjadi bukti nyata.
Dalam dunia animasi, prestasi besar biasanya diraih oleh para profesional dengan pengalaman bertahun-tahun.
Namun, terkadang ada cerita luar biasa yang menginspirasi banyak orang. Kisah Preston Mutanga menunjukkan bahwa usia bukanlah penghalang untuk meraih kesuksesan dalam industri yang kompetitif ini.
Latar Belakang Preston Mutanga
Preston Mutanga lahir pada tahun 2009 di sebuah kota di Canada bernama Toronto. Sejak usia dini, ia menunjukkan minat yang besar dalam seni dan animasi.
Preston senang menggambar dan menghabiskan waktu luangnya dengan menonton film-film animasi terkenal. Bakatnya dalam menggambar dan imajinasinya yang kaya menjadi ciri khasnya sejak kecil.
Mutanga mengungkapkan bahwa minatnya dalam animasi dimulai sejak kecil setelah ayahnya memperkenalkannya pada perangkat lunak 3D bernama Blender, dan ia langsung ketagihan.
Remaja ini juga mengungkapkan bahwa ia belajar banyak hal sendiri melalui menonton video di YouTube.
Kesuksesan sebagai Animator Spiderman
Preston Mutanga berhasil mendapatkan peran sebagai animator Spiderman dalam film “Across the Spider-Verse” setelah ia membuat ulang trailer film tersebut dengan menggunakan gaya blok LEGO.
Produser Chris Lord dan Phil Miller sangat terkesan dengan karyanya yang membuat mereka terpesona (melalui The New York Times). Prestasi ini sangat mengagumkan untuk debutnya di industri animasi.
Pada tanggal 2 Januari, Mutanga mengunggah video remake trailer “Across the Spider-Verse” versi LEGO di akun Twitter-nya bernama @FG_Artist.
Baca Juga: Suka Membanding-Bandingkan Ciri Generasi Boomer, Apa Itu?
Lord dan Miller, yang aktif di media sosial, melihat klip tersebut dan terkesan dengan hasil karyanya. Para sutradara tersebut memiliki pengalaman dalam menciptakan adegan dengan inspirasi LEGO melalui film “The LEGO Movie” pada tahun 2014.
Ketika tim produksi memutuskan untuk menyertakan adegan dengan latar belakang alam semesta LEGO dalam “Across the Spider-Verse”, mereka memilih untuk menghubungi Mutanga.
Meskipun berada jauh dari Toronto, Mutanga meluangkan beberapa minggu waktu untuk menganimasikan rangkaian LEGO untuk film “Across the Spider-Verse”.
Menurut laporan dari The Times: “Setiap minggu, dia akan berkomunikasi melalui video dengan Miller, yang akan memeriksa perkembangannya dan memberikan umpan balik yang detail.”
Inspirasi bagi Generasi Muda
Preston Mutanga telah menjadi sumber inspirasi bagi banyak generasi muda yang bermimpi menjadi animator. Kisahnya membuktikan bahwa usia bukanlah faktor penentu untuk meraih kesuksesan. Dengan dedikasi, bakat, dan semangat pantang menyerah, siapa pun dapat mewujudkan impian mereka.
Langkah-langkah untuk Meraih Kesuksesan
Untuk meraih kesuksesan dalam industri animasi, langkah-langkah berikut dapat diambil sebagai panduan:
1. Mengasah Keterampilan
Penting untuk terus mengembangkan keterampilan dalam animasi, seperti menggambar, komputer grafis, dan penggunaan perangkat lunak animasi.
2. Belajar dari Profesional
Mengikuti kursus, pelatihan, atau bergabung dengan komunitas animasi dapat membantu meningkatkan pengetahuan dan pemahaman dalam industri ini.
Baca Juga: Putri Ariani Dapat Golden Buzzer! Buktikan Ia Berhasil Survive Dengan Kekurangannya
3. Menciptakan Portofolio
Membuat portofolio yang menarik dan beragam akan membantu menarik perhatian produser dan perusahaan animasi.
4. Membangun Jaringan
Bertemu dengan profesional dan teman sejawat di industri animasi dapat membuka pintu peluang baru dan kolaborasi.
Tantangan dalam Menjadi Animator
Menjadi animator tidaklah mudah. Profesi ini menuntut dedikasi, kerja keras, dan kesabaran. Beberapa tantangan yang dihadapi oleh animator termasuk:
1. Persaingan Ketat
Industri animasi sangat kompetitif. Animator harus bersaing dengan ribuan orang lainnya yang memiliki keterampilan dan bakat yang sama.
2. Deadlines Ketat
Produksi film dan proyek animasi sering memiliki batas waktu yang ketat. Animator harus dapat bekerja dengan cepat tanpa mengorbankan kualitas karya.
3. Perubahan Teknologi
Teknologi animasi terus berkembang, dan animator harus terus mengikuti perkembangan terbaru untuk tetap relevan dan kompetitif.