Rio, dengan nama asli Agripta Ananda Putra, adalah sosok di balik kesuksesan Nahwa Travel, bisnis transportasi yang berbasis di Malang. Nama “Rio” ia gunakan karena pengalamannya sebagai penyiar radio, sedangkan nama Nahwa diambil dari bahasa Arab “nahwu,” yang berarti “contoh,” dengan harapan Nahwa bisa menjadi contoh yang baik.
Bisnis Nahwa Travel di mulai pada 2013 ketika Rio masih duduk di semester 7 jurusan Akuntansi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrhaim Malang (UIN Malang). Ia memanfaatkan SEO melalui website sebagai langkah awal memasarkan layanan travel-nya. Meski kini sudah berusia 10 tahun, perjalanan bisnisnya tidak selalu mulus. Rio mengakui beberapa hambatan yang di hadapi, seperti pecah kongsi, penipuan, hingga salah mengambil kebijakan yang merugikan. Selain itu, faktor eksternal seperti kenaikan harga BBM, tarif tol, tiket pesawat, hingga pandemi Covid-19 juga menjadi tantangan besar.
Baca Juga: 13 UMKM Lamongan Tampilkan Produk Unggul di Jatim Fest 2024
Saat pandemi melanda, Rio harus menghadapi situasi tanpa pemasukan, sementara pengeluaran tetap ada. “Saya sempat berpikir, mau mati cepat atau mati lama, akhirnya pilih mati lama,” ungkapnya. Untuk bertahan, Ia menawarkan opsi kepada karyawan untuk berhenti bekerja atau menerima gaji setengah tanpa bekerja. Meski kondisi sulit, Pak Rio tetap memberikan bantuan sembako kepada karyawannya.
Selama masa itu, Ia juga beralih sementara menjadi penjual telur demi memenuhi kebutuhan keluarga. Saat situasi mulai membaik, Rio perlahan menghidupkan kembali bisnisnya dengan menerapkan protokol kesehatan ketat, seperti vaksinasi untuk sopir, social distancing, dan penggunaan masker. Keputusan ini di dukung oleh permintaan dari penumpang yang terdiri dari tenaga medis hingga aparat.
Baca Juga: 5 Rekomendasi Travel Malang-Bali dengan Harga Terjangkau
Kini, Nahwa Travel kembali bangkit dan tumbuh lebih kuat. Rio berencana menjadikan Nahwa sebagai perusahaan transportasi besar di Malang, yang tak hanya bermanfaat bagi pelanggan tetapi juga bagi anak-anak yatim piatu di beberapa pondok pesantren yang ia dukung.
