3 April 2024 – Gejala penyakit misterius yang sering disebut Sindrom Havana telah dialami oleh Amerika Serikat (AS) di berbagai negara dalam beberapa tahun terakhir. Baru-baru ini muncul spekulasi bahwa penyakit misterius ini disebabkan oleh gelombang mikro berfrekuensi tinggi.
Sindrom Havana merupakan penyakit yang pertama kali dilaporkan pada tahun 2016 ketika diplomat AS di Havana, Kuba, mengalami sakit kepala, hidung berdarah, dan masalah penglihatan. Gejala ini disertai dengan suara menusuk yang mereka dengar di malam hari.
Baca juga: Usai Kudeta Rusia, Bos Wagner Meninggalkan Kotak Berisi Rp700 Miliar!
Awalnya sindrom Havana diperkirakan akibat senjata yang digunakan oleh musuh AS. Namun, penilaian dari laporan Dewan Intelijen Nasional (DNI) pada Maret 2023 menyatakan bahwa ada kemungkinan serangan dari unit intelijen Rusia.
Hal ini terungkap dari investigasi gabungan oleh “60 Minutes” dari CBS, Der Spiegel dari Jerman, dan The Insider yang menyelidiki tentang penyebab dari sindrom Havana. Investigasi tersebut menemukan bukti bahwa:
- Kasus pertama penyakit ini mungkin terjadi di Jerman dua tahun sebelum kasus di Havana.
- Unit 29155 dari dinas intelijen militer Rusia, yang dikenal karena perannya dalam sabotase dan pembunuhan, hadir di tempat-tempat di mana kasus sindrom dilaporkan.
- Gejala sindrom ini konsisten dengan dampak dari senjata energi terarah berbasis suara atau frekuensi radio.
Juru bicara presiden Rusia, Kremlin Dmitry Peskov, membantah tuduhan keterlibatan Rusia atas sindrom Havana. Peskov menyebut spekulasi tersebut tidak berdasar.
Pemerintah AS telah mengerahkan para ahli medis dan ilmiah untuk mempelajari penyakit ini dan membantu mereka yang terkena dampak.
Untuk mendapatkan informasi seputar Jawa Timur, Anda dapat mengunjungi wartajatim.co.id