Malang  

Malang Tempo Dulu, Menyusuri Sejarah dan Keindahan Kota Pendidikan

Malang tempo dulu

Malang, kota yang terletak di Jawa Timur, telah mengalami banyak perubahan sejak masa kolonial hingga saat ini. Dikenal sebagai Kota pendidikan, Malang memiliki sejarah yang kaya dan penuh warna, menjadikannya salah satu destinasi wisata budaya dan sejarah yang menarik di Indonesia. Mari kita menelusuri jejak-jejak masa lalu dan mengenang Malang tempo dulu.

Awal Mula Perkembangan

Malang mulai dikenal pada era kolonial Belanda sekitar abad ke-18. Seiring dengan ekspansi kolonial, Belanda mendirikan banyak bangunan bergaya arsitektur Eropa yang masih bisa kita lihat hingga sekarang.

Salah satu bangunan bersejarah yang menjadi ikon adalah Balai Kota Malang yang didirikan pada tahun 1929. Dengan arsitektur Art Deco yang elegan, bangunan ini menjadi pusat administrasi dan simbol perkembangan kota pada masa itu.

Selain Balai Kota, bangunan-bangunan lain seperti Hotel Tugu dan berbagai rumah-rumah mewah di kawasan Ijen juga mencerminkan kemegahan arsitektur kolonial. Kawasan Ijen sendiri dirancang sebagai pemukiman elit dengan jalan-jalan lebar yang dikelilingi pepohonan rindang, memberi kesan kota taman yang nyaman dan asri.

Pada masa kolonial, Malang juga dikenal sebagai pusat pendidikan dan kebudayaan. Pendirian sekolah-sekolah seperti Hollandsche Inlandsche School (HIS) dan MULO (Meer Uitgebreid Lager Onderwijs) menandakan pentingnya kota ini dalam bidang pendidikan.

Bahkan, hingga kini Malang masih mempertahankan reputasinya sebagai kota pendidikan dengan berbagai universitas ternama seperti Universitas Brawijaya dan Universitas Negeri Malang.

Keberadaan berbagai komunitas etnis seperti Tionghoa dan Arab juga menambah keragaman budaya Malang. Mereka berkontribusi dalam berbagai aspek kehidupan sosial dan ekonomi, menjadikan Malang sebagai kota yang kaya akan budaya dan tradisi.

  • Transportasi dan Infrastruktur

Perkembangan infrastruktur transportasi juga menjadi bagian penting dari sejarah Malang. Pada tahun 1879, jalur kereta api Surabaya-Malang diresmikan, menghubungkan Malang dengan kota-kota besar lainnya di Jawa Timur.

Hal ini tidak hanya memudahkan mobilitas penduduk, tetapi juga mempercepat perkembangan ekonomi dengan meningkatnya aktivitas perdagangan.

Stasiun Kota Baru Malang, yang diresmikan pada tahun 1941, adalah salah satu peninggalan bersejarah yang masih berfungsi hingga kini. Stasiun ini menjadi saksi bisu perjalanan waktu, menyaksikan bagaimana Malang tumbuh dan berkembang dari masa ke masa.

  • Kehidupan Sosial dan Pariwisata

Selain sebagai pusat ekonomi dan pendidikan, Malang juga dikenal dengan keindahan alam dan pariwisatanya. Pada masa kolonial, daerah pegunungan di sekitar Malang, seperti Batu dan Pujon, menjadi tempat peristirahatan favorit bagi orang-orang Belanda. Keindahan alamnya yang sejuk dan asri membuat daerah ini dijuluki “Switzerland van Java”.

Tidak hanya itu, Malang juga memiliki banyak tempat wisata bersejarah seperti Candi Singosari dan Candi Badut yang menjadi saksi bisu kejayaan Kerajaan Singhasari. Candi-candi ini tidak hanya memiliki nilai sejarah yang tinggi, tetapi juga menjadi daya tarik bagi wisatawan lokal maupun mancanegara.

Warisan Masa Lalu untuk Masa Depan

Malang tempo dulu adalah cerminan dari perjalanan panjang sebuah kota yang kaya akan sejarah dan budaya. Dari masa kolonial hingga era modern, Malang terus berkembang tanpa melupakan akar sejarahnya.

Bangunan-bangunan bersejarah, pusat pendidikan, infrastruktur transportasi, dan tempat wisata alam dan budaya menjadi warisan berharga yang harus dijaga dan dilestarikan.

Dengan memahami dan menghargai sejarahnya, Malang diharapkan dapat terus berkembang sebagai kota yang tidak hanya maju dalam aspek ekonomi dan pendidikan, tetapi juga sebagai kota yang menjaga nilai-nilai budaya dan sejarahnya.

Sebagai generasi penerus, kita memiliki tanggung jawab untuk melestarikan warisan ini agar tetap bisa dinikmati oleh generasi mendatang.