Wartajatim.co.id, 23 Juni 2023 – Kapal selam wisata Titanic, dari perusahaan, OceanGate (Titan), yang membawa lima orang telah ditemukan dalam potongan-potongan oleh Penjaga Pantai AS dalam “ledakan dahsyat” dan menyebabkan semua orang di dalamnya tewas, demikian dinyatakan oleh Penjaga Pantai AS.
Pada Kamis (22/6/2023) pagi waktu setempat, puing-puing dari kapal selam Titan ditemukan oleh kendaraan selam robotik yang dikerahkan dari kapal Kanada di dasar laut sekitar 1.600 kaki (488 meter) dari haluan Titanic, 2,5 mil (4 km) di bawah permukaan, seperti yang diungkapkan oleh Laksamana Muda Penjaga Pantai AS John Mauger.
Perusahaan OceanGate Expeditions yang berbasis di AS merupakan perusahaan pemilik kapal selam yang diberi nama Titan.
Kapal ini telah hilang sejak Minggu pagi setelah kehilangan kontak dengan kapal pendukung permukaannya. Titan menyelam selama dua jam ke kapal karam paling terkenal di dunia.
Saat ini, terdapat lima fragmen utama Titan sepanjang 22 kaki (6,7 meter) yang terletak di bidang puing-puing yang tersisa dari kehancurannya, termasuk kerucut ekor kapal dan dua bagian lambung tekanan.
Tidak disebutkan apakah pihak berwenang telah menemukan jasad manusia.
Mengutip dari Reuters, Mauger mengungkapkan, “Puing-puing di sini konsisten dengan delakan [red:implosion, struktur yang hancur dan runtuh ke dalam] dahsyat kendaraan,” pada Jumat (23/6/2023).
Pernyataan Perusahaan Kapal Selam OceanGate
Sebelum konferensi pers Penjaga Pantai AS, OceanGate telah mengeluarkan pernyataan yang menyatakan bahwa tidak ada yang selamat di antara kelima orang di kapal Titan, termasuk pendiri dan kepala eksekutif perusahaan, Stockton Rush, yang mengemudikan Titan.
Mereka juga mencakup empat orang lainnya, yaitu Hamish Harding (58), seorang miliarder dan penjelajah asal Inggris, Shahzada Dawood (48), seorang pengusaha kelahiran Pakistan, putranya Suleman yang berusia 19 tahun, keduanya warga negara Inggris, serta Paul-Henri Nargeolet (77), seorang ahli kelautan Prancis dan ahli terkenal dalam peristiwa Titanic yang telah mengunjungi bangkai kapal tersebut puluhan kali.
“Orang-orang ini adalah penjelajah sejati yang memiliki semangat petualangan yang berbeda, dan hasrat mendalam untuk menjelajahi dan melindungi lautan dunia,” ujar perusahaan pemilik Titan tersebut. “Hati kami bersama lima jiwa ini dan setiap anggota keluarga mereka selama masa tragis ini.”
Waktu berhari-hari telah dihabiskan oleh tim penyelamat dari beberapa negara dalam memindai ribuan mil persegi laut lepas dengan pesawat dan kapal untuk mencari tanda-tanda keberadaan Titan.
Operasi pencarian dilakukan oleh Mauger, yang menyatakan bahwa pelampung sonar telah ditempatkan di dalam air selama lebih dari tiga hari di daerah tersebut tanpa mendeteksi suara keras yang mungkin dihasilkan ketika kapal selam itu meledak.
Namun demikian, tampaknya kegagalan terjadi menjelang akhir penyelaman, seiring dengan posisi bidang puing yang relatif dekat dengan bangkai kapal dan kerangka waktu komunikasi terakhir dengan Titan.
Terdengar Beberapa Suara
Beberapa suara berhasil ditangkap oleh pelampung pada Selasa dan Rabu, yang pada awalnya memberikan harapan bahwa Titan masih utuh dan penumpangnya masih hidup serta berusaha berkomunikasi dengan menggedor lambung kapal.
Namun, analisis terhadap suara tersebut dianggap tidak meyakinkan dan ada kemungkinan bahwa suara tersebut berasal dari sumber lain.
“Tampaknya tidak ada hubungan antara suara dan lokasi puing-puing di dasar laut,” ujar Mauger.
Bukti akan terus dikumpulkan oleh pesawat robot di dasar laut, tetapi belum jelas apakah jenazah korban akan dapat ditemukan mengingat sifat kecelakaan dan kondisi ekstrem di kedalaman tersebut.
Sehubungan dengan itu, RMS Titanic, yang menabrak gunung es dan tenggelam dalam pelayaran perdananya pada tahun 1912, menewaskan lebih dari 1.500 orang di dalamnya. Bangkainya terletak sekitar 900 mil (1.450 km) timur Cape Cod, Massachusetts, dan 400 mil (640 km) selatan St. John’s, Newfoundland.
Biaya ekspedisi bawah laut ke bangkai kapal tersebut, yang telah dioperasikan oleh OceanGate sejak 2021, mencapai US$ 250.000 per orang.
Pertanyaan mengenai keamanan Titan diajukan pada tahun 2018 selama simposium pakar industri kapal selam dan dalam gugatan yang diselesaikan akhir tahun itu oleh mantan kepala operasi kelautan OceanGate.