PT Pertamina (Persero) mengumumkan penurunan harga bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi mulai 1 Januari 2024, sebagai langkah implementasi Keputusan Menteri ESDM Nomor 245.K/MG.01/MEM.M/2022 yang mengubah Kepmen Nomor 62 K/12/MEM/2020.
Tentang Formula Harga Dasar Dalam Perhitungan Harga Jual Eceran Jenis Bahan Bakar Minyak Umum Jenis Bensin dan Minyak Solar yang Disalurkan Melalui Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum.
Informasi tersebut bikin kaget, karena Pertamina pangkas harga BBM di awal tahun 2024. Dalam pengumumannya pada Minggu (31/12), Pertamina menyebutkan bahwa penyesuaian harga ini melibatkan BBM seperti Pertamax, Pertamax Turbo, Pertamax Green 95, Dexlite, dan Pertamina Dex.
Penurunan harga BBM nonsubsidi ini juga berlaku di wilayah Jawa Timur (Jatim) dan sekitarnya. Pertamax 92, misalnya, mengalami penurunan harga dari Rp13.350 per liter menjadi Rp12.950 per liter di Jatim, sementara di Bali dan Nusa Tenggara, harganya menjadi Rp13.200 dari sebelumnya Rp13.650 per liter.
Harga Pertamax Green 95 juga mengalami penurunan menjadi Rp13.900 per liter dari Rp14.900 per liter, sedangkan Pertamax Turbo menjadi Rp14.400 per liter dari sebelumnya Rp15.350 per liter.
Irto Ginting, Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, menjelaskan bahwa penyesuaian harga BBM nonsubsidi dilakukan secara berkala untuk mengikuti fluktuasi harga minyak dunia dan nilai tukar mata uang Rupiah. Perubahan ini sesuai dengan regulasi yang berlaku dan merupakan langkah wajar untuk menjaga keseimbangan ekonomi.
Baca juga: Perbandingan Harga Bioetanol dan Pertamax: Apa yang Membedakan Keduanya?
Sebagai bagian dari komitmennya, Pertamina Patra Niaga secara rutin mengevaluasi harga jual BBM nonsubsidi atau jenis bahan bakar umum (JBU). Irto menegaskan bahwa penurunan harga ini merupakan respons terhadap tren turunnya harga minyak dunia, sesuai dengan Kepmen ESDM Nomor 245.K/MG.01/MEM.M/2022 tentang Formulasi Harga JBU atau BBM nonsubsidi.
“Penurunan harga BBM ini sudah sesuai dengan regulasi yang berlaku, dan merupakan langkah yang diambil untuk mengikuti perubahan kondisi ekonomi global,” ungkap Irto. Langkah ini juga sejalan dengan prinsip transparansi dan keterbukaan dalam mengelola harga BBM nonsubsidi, memastikan keadilan bagi konsumen.
Baca juga: Campuran Etanol dalam Pertamax: Apakah Aman untuk Kendaraan Anda?
