Banyuwangi Terus Memfasilitasi Berdirinya TPS3R yang Tersebar di Berbagai Kecamatan

Foto: Tangkapan/banyuwangikab.go.id
Banner 2

Untuk mendorong pengelolaan sampah yang ramah lingkungan, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi terus mendukung pendirian TPS3R (Tempat Pengelolaan Sampah dengan konsep Reduce, Reuse, Recycle).

Pada saat ini, terdapat 26 TPS3R yang tersebar di berbagai kecamatan, termasuk di Muncar, yang mendapatkan penghargaan sebagai TPS3R Terbaik Nasional.

Banyuwangi memiliki berbagai program pengelolaan sampah, mulai dari bank sampah, pembangunan TPS3R, hingga inovasi penanganan sampah yang melibatkan sektor swasta dan masyarakat.

Baca juga: Ratusan Pembalap Sepeda Ramaikan Hubride 2024 Di Banyuwangi

Pemkab telah menetapkan pengelolaan sampah sebagai prioritas dalam program pembangunan, sehingga penanganannya dilakukan secara menyeluruh, dari hulu hingga hilir.

“Kami membuat regulasi persampahan, mulai peraturan daerah, peraturan bupati, hingga Surat Edaran tentang pengelolaan dan pengurangan penggunaan plastik. Kami juga menetapkan pengelolaan persampahan sebagai salah satu indikator penilaian dalam rapor desa, yang akan menentukan alokasi anggaran tiap desa,” kata Plt Bupati Banyuwangi Sugirah.

Kemudian, Pemkab juga rajin kampanye demi merubah perilaku masyarakat dan membentuk Badan layanan Umum Daerah (BLUD) Persampahan.

“Kami juga aktif berkolaborasi dengan beberapa pihak untuk menangani sampah termasuk didukung aktif warga pegiat persampahan,” kata Sugirah.

Baca juga: Produk tuna dilepas menteri kelautan Banyuwangi ke Kanada

“Banyuwangi juga mendapat dukungan dari pemerintah Norwegia dalam pembangunan TPS 3R Tembokrejo dan di Balak,” lanjut Sugirah.

Kini di Banyuwangi telah dibangun dan dioperasikan 26 TPS3R di sejumlah kecamatan.

Di antaranya TPS3R Balak, memiliki kapasitas pengolahan mencapai 84 ton perhari dengan sasaran 55.491 rumah tangga.

Sementara TPS3R Muncar setiap bulannya, rerata sampah yang dikelola 12-25 ton/hari dengan menyisakan residu ke TPA hanya 2 ton/hari.

Baca juga: Bupati Ipuk Ajak Bangun Banyuwangi dalam Pelantikan PAC Muslimat NU

Baca Juga  Pernikahan Mewah di Jember Curi Perhatian: Dihadiri 7000 Undangan, 600 Hafidz Al Quran, dan Artis Terkenal

Tidak hanya itu, Banyuwangi juga bekerja sama dengan NGO Sungai Watch yang fokus pada penanganan sampah di sungai dan laut.

“Kami juga didukung Norwegia yang segera membangun pabrik pengolahan sampah plastik low value,” imbuh Sugirah.

Plt. Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Dwi Handayani menyampaikan bahwa TPS3R adalah solusi pengelolaan sampah yang berkelanjutan.

“Kami terus berupaya mengurangi sampah dengan prinsip 3R melalui pembangunan TPS3R,” kata Yani.

Baca juga: Wahana Banyuwangi Night Amazing Ambruk, Empat Pengunjung Terluka

Pemkab juga telah menjalin kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk NGO dan perusahaan swasta.

Salah satu inisiatifnya adalah Project STOP, yang mendukung pembangunan dua TPS3R di Kecamatan Muncar.

Selain itu, project ini juga turut membantu penyediaan sarana dan prasarana persampahan pada desa-desa di Kecamatan Muncar.

TPS3R Bio Mandiri Lestari di Desa Tembokrejo memiliki kapasitas 20 ton per hari dan melayani empat desa hingga berhasil mengekspor sampah plastik ke Austria, Kanada, dan Malaysia.

Baca juga: Siswi SD di Banyuwangi Dua Kali Diperkosa oleh Guru Honorer, Korban Hamil

Tidak hanya itu, TPS3R ini juga menjadi terbaik nasional oleh Kementerian lingkungan Hidup dan Kehutanan.

“Tak hanya mengurangi sampah, program ini juga membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat,” tutur Yani.

Sementara itu, TPS3R Sidoayu di Desa Sumberberas berkapasitas 25 ton/hari dan melayani enam desa dan menyediakan sarana dan prasarana seperti kendaraan pengangkut sampah dan tempat sampah.

Demi mendukung operasional di wilayah selatan, pemkab tengah mempersiapkan pembangunan TPST (Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu) di Desa Karetan, Kecamatan Purwoharjo, dengan kapasitas 167 ton/hari.

Baca juga: Ratusan Pembalap Sepeda Ramaikan Hubride 2024 Di Banyuwangi

Pembangunan TPST dan TPA Wongsorejo di wilayah utara akan dilakukan dengan kapasitas 500 ton per hari di lahan seluas 15 hektar.

Baca Juga  Kolaborasi Kepala Daerah untuk Pengembangan Ekonomi Kreatif di Jawa Timur

(***)