Buku Tere Liye sebagai Barang Bukti Vandalisme: Dikritik Warganet

Buku Tere Liye jadi barang bukti
Banner 2

WartaJatim.co.id, 31 Mei 2023 – Tindakan Kepolisian Resor Banjar, Jawa Barat, yang menjadikan buku Tere Liye sebagai barang bukti aksi vandalisme tiga pemuda di kota tersebut, dikritisi oleh warganet.

Buku yang dimaksud yang berjudul “Negeri Para Bedebah” karya Tere Liye, ditunjukkan dalam unggahan di akun Instagram resmi Humas Polda di @humaspoldajabar, menampilkan foto seorang polisi yang sedang melakukan konferensi pers penangkapan kelompok pemuda yang melakukan vandalisme.

Dalam foto tersebut, beberapa buku, salah satunya buku Tere Liye, dipegang oleh tiga orang polisi. Di depan mereka terdapat meja yang ditulis dengan kata-kata “Barang Bukti”.

Dalam bingkai foto tersebut, akun resmi Humas Polda Jawa Barat menuliskan “Polres Banjar Menangkap Empat Pelaku Vandalisme”.

Postingan yang diunggah pada Minggu (12/4/2020) tersebut mendapatkan kritik pedas dari warganet.

Baca Juga: Apakah Chaos Politik yang Dikhawatirkan SBY Akan Menghancurkan Proses Pemilu 2024?

Akun bernama @rafiansyahpratma berkomentar, “Anarko mana yang baca bukunya tere liye pak? anarko mana yang ngerasain kesenjangan rindu sampai serapuh itu?”.

Sementara akun @zeinrasyid menuliskan, “Lucu banget buku jadi barang bukti”.

Dalam Twitter juga ditemukan hal yang sama. Aksi polisi ini, yang menjadi sorotan oleh warganet, dikritik seperti yang dituliskan oleh akun @mengampus, “Bener bener masa Buku sejenis Tere Liye, Sebuah Seni untuk Bersikap Bodoamat, Syeikh Siti Jenar, dijadikan barang bukti?? jelas jelas isi bukunya jauh berbeda dari judul. Gini nih cuma baca dari cover doang, gimana minat baca indonesia mau maju”.

Unggahan tersebut juga mendapatkan banyak komentar. Seperti yang ditulis oleh akun @Cherryybombbs, “Aku punya buku tere liye dan sebuah seni untuk bersikap bodo amat, apakah aku dianggap barudak anarko juga pak pulisi?:(“.

Baca Juga  Se7en: Menggali Dosa sebagai Pendorong Konflik dan Plot

Demikian juga dengan akun @hiyundaw yang memberikan komentar dalam unggahan tersebut, “Rajin membaca jadi pandai, malas membaca jadi polis. Menohok sekali”.

Akun Twitter @mas__piyuuu juga turut menarasikan, “Netizen HEBOH.. Ada Buku Tere Liye Yang Jadi Barbuk Pelaku Vandalisme “Anarko” di Kota Banjar”.

Sementara itu, diungkapkan oleh Kadivhumas Polda Jawa Barat Kombes Sapto Erlangga bahwa buku-buku tersebut tidak dijadikan sebagai barang bukti, melainkan hanya sebagai barang-barang yang diamankan dari ketiga tersangka.

Baca Juga: Kerjasama Pemkot Surabaya dan Polrestabes Surabaya dalam Mencegah Kekerasan Terhadap Anak dan Kriminalitas Jalanan

“Ya itu kan yang diamankan. Barang buktinya itu kan yang ditembok itu vandalisme,” kata Erlangga kala dikonfirmasi Liputan6.com, Senin (13/4/2020).

Dinyatakan oleh Erlangga bahwa tidak ada kaitan antara isi buku tersebut dengan tindakan vandalisme yang dilakukan oleh ketiga tersangka.

“Yak gak ada, hanya barang yang diamankan,” ungkapnya.

Namun, ketika Liputan6.com mengakses kembali unggahan tersebut pada pukul 9.25 WIB, unggahan tersebut tidak dapat diakses lagi. Kemungkinan besar postingan telah dihapus oleh pemilik akun.

Selain buku Tere Liye yang dipajang, dalam gambar tersebut, buku Coret-coret Di Toilet karya Eka Kurniawan juga ditampilkan oleh polisi. Di samping itu, tulisan fenomenal “Sebuah Seni untuk Bersikap Bodo Amat” karya Mark Manson juga terlihat. Buku berjudul “Syekh Siti Jenar Sang Kontroversial” karya Susatyo B. Wibowo juga turut dipamerkan dalam kesempatan tersebut.

Banner Artikel - Manisnya Bisnis Kebersihan