Kediri, 7 Desember 2023 – Tiga narapidana (napi) teroris berinisial AS (42) asal Gresik, HS (45) asal Malang, dan W (36) asal Makassar, dipindahkan dari Rumah Tahanan (Rutan) Cikeas, Bogor, ke Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Kediri Kanwil Kemenkumham Jatim, Rabu (6/12/2023).
Proses pemindahan dilakukan dengan pengawalan ketat dari petugas Densus 88 bersenjata lengkap. Ketiga narapidana tersebut memiliki vonis berbeda, AS divonis 3 tahun penjara, HS divonis 5 tahun penjara, dan W divonis 3 tahun 6 bulan.
Ketiganya tiba di Lapas Kelas IIA Kediri pada pagi hari dengan pengawalan ketat. Selama ini, ketiganya tidak sadar jika mereka berada dalam satu jaringan yang sama.
Kepala Lapas Kelas IIA Kediri, Moch Hanafi, menyatakan bahwa ketiga narapidana teroris tersebut akan menjalani program pembinaan di Lapas Kediri. Koordinasi telah dilakukan dengan Kementerian Agama dan sejumlah tokoh agama di Kota Kediri untuk membantu proses pembinaan.
“Pemindahan narapidana teroris menjadi tantangan tersendiri, mengingat fokus pembinaan harus dibagi dengan narapidana lainnya,” kata Hanafi.
Untuk mencegah pengaruh negatif terhadap narapidana atau petugas lapas, pengawasan di Lapas Kediri diperketat.
Ketiga narapidana teroris akan ditempatkan secara terpisah dan tidak bercampur dengan narapidana lain. Mereka akan menjalani pembinaan di ruang isolasi khusus untuk menghilangkan paham radikal yang mereka anut.
Program pembinaan narapidana teroris akan melibatkan koordinasi dengan instansi terkait, dan tokoh agama untuk membantu mereka melepaskan diri dari paham radikal. Hanafi menekankan pentingnya peningkatan kemampuan petugas lapas dalam menangani narapidana teroris melalui pelatihan.
“Tujuan dari program pembinaan adalah agar narapidana teroris memiliki pemahaman komprehensif dan dapat menerima pihak yang memiliki pandangan berbeda dengan mereka,” kata Hanafi.
Hanafi mengakhiri pernyataannya dengan harapan bahwa program pembinaan ini dapat membuat narapidana teroris kembali mengakui NKRI dan Pancasila sebagai dasar Negara Indonesia.
Pembinaan narapidana teroris merupakan tantangan tersendiri bagi petugas Lapas. Hal ini karena narapidana teroris memiliki karakter, latar belakang, pola pikir, dan tipologi yang berbeda-beda.
Untuk Membaca berita seputar Jawa Timur, Anda bisa mengunjungi wartajatim.co.id