WartaJatim.co.id, 15 Mei 2023 – Kekhawatiran dunia saat ini tertuju pada perekonomian Amerika Serikat (AS). Bahkan, Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia turut menyuarakan keprihatinan terhadap hal ini.
Saat ini, AS menghadapi persoalan suku bunga yang tinggi, yang berdampak buruk pada sektor perbankan negara tersebut. Selain itu, kekhawatiran muncul karena Negeri Paman Sam menghadapi risiko gagal bayar akibat belum dinaikkannya plafon batas utang oleh parlemen.
Pada hari Jumat, tanggal 12 Mei 2023, Presiden Bank Dunia, David Malpass, menyampaikan bahwa tingkat utang yang tinggi di Amerika Serikat (AS) telah menghambat investasi yang dibutuhkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi global.
“Jelas, tekanan di ekonomi terbesar dunia itu akan berdampak negatif bagi semua orang,” kata Malpass kepada Reuters di sela-sela pertemuan G7.
“Dampaknya akan buruk jika tidak menyelesaikannya,” tambahnya.
Malpass menyatakan keyakinannya bahwa kebuntuan antara Demokrat dan Republik mengenai peningkatan batas pinjaman wajib Amerika Serikat (AS) sebesar US$ 31,4 triliun akan diselesaikan. Dia menambahkan bahwa “ada energi yang jelas dari AS untuk menyelesaikannya dan itu dinyatakan.”
IMF menyatakan bahwa jika AS gagal melakukan pembayaran, hal tersebut berpotensi menimbulkan dampak serius pada ekonomi global. Lembaga tersebut mengimbau semua pihak untuk bersedia berkompromi guna segera menyelesaikan masalah ini.
Direktur Komunikasi IMF, Julie Kozack, Kamis, (11/5/2023) mengatakan, “Mengenai plafon utang, pertama-tama, penting untuk diperhatikan bahwa diskusi di AS ini berlangsung pada saat yang sangat sulit bagi ekonomi global. Dan penilaian kami adalah akan ada dampak yang sangat serius, tidak hanya untuk AS tetapi juga untuk ekonomi global jika terjadi gagal bayar utang AS.”
Selain itu, IMF juga menyatakan bahwa langkah The Fed dalam meningkatkan suku bunga secara cepat telah mengungkapkan beberapa kerentanan di beberapa bank AS. Mereka juga mendesak agar masalah ini segera ditangani lebih lanjut.
“Tetapi sangat penting bagi pembuat kebijakan untuk tetap waspada karena kerentanan yang lebih tersembunyi dapat muncul di lingkungan suku bunga baru yang tinggi ini,” tambahnya.
Berbeda dengan kebanyakan negara maju lainnya, AS memiliki batasan atas jumlah pinjaman yang dapat dilakukan. Karena pemerintah mengeluarkan belanja yang melebihi kebutuhan, para pembuat undang-undang harus secara berkala meningkatkan batas atas utang.
Namun, dalam situasi saat ini, politik di AS menunjukkan keseimbangan yang cukup. Saat ini, Presiden Joe Biden mewakili Partai Demokrat, sementara Partai Republik menguasai DPR AS sebagai rivalnya.